07/21/17 - Mrchandblog

Blog untuk berbagi ilmu

Hot

Post Top Ad

Friday, July 21, 2017

Resume Jurnal Internasional DAS

6:32 PM 0
Nama   : Chandra Afrian
NPM   : 1214071022
Tugas   : Resume Jurnal Internasional
M.K     : DAS
Oleh    : C.W.  Rose,  Faculty  of  Environmental  Sciences,  Griffith  University,  
 Queensland  4111,  Australia

Untuk Jurnal asli download disini!!!



PENGANTAR
Penelitian tentang erosi tanah dan konservasi tanah dengan menggunakan berbagai model yang berbeda dalam konteks, tujuan, dan tingkat detail. Makalah ini secara singkat ulasan yang dipilih dari jenis model dengan tujuan yang berbeda, tetapi berfokus pada jenis parameter-efisien model dan penerapannya dalam kolaborasi studi lapangan multi-negara yang luas.
Studi lapangan erosi tanah dan alternatif tanah konservasi ini dilakukan di Asia Tenggara dan Australia. metodologi eksperimental umum dan metode interpretasi data digunakan dalam studi ini pada tanah miring tropis yang lembab. Implikasi dari studi proses dalam mengevaluasi efektivitas berbagai langkah-tanah konservasi, dan isu prediksi tanah dan kehilangan air di lahan curam tropis juga dianggap singkat.
Metode Experimen
Data dalam makalah ini dikumpulkan di dua lokasi di Filipina dan Australia, dan satu situs masing-masing di Thailand dan Malaysia. Penelitian dilakukan pada skala praktek petani di tempat –tempat yang telah dipilih dan  mengukur kerugian tanah dan tingkat limpasan dari plot limpasan hidrologis terisolasi. Di pintu keluar plot, kasar atau "bed-load" sedimen diendapkan dan dipisahkan dari halus "ditangguhkan beban" sedimen, yang memiliki lebih potensi efek off-site. Sejak erosi tergantung pada laju aliran, ini diukur di pintu keluar plot, menggunakan perangkat ember tipping- pada plot hingga sekitar 600 m2, dan flumes untuk plot yang lebih besar.
Metode hidrologi
Kelebihan curah hujan lebih dari laju infiltrasi adalah sumber dominan aliran darat dalam percobaan ini. Laju infiltrasi telah dominan ditafsirkan dalam hal model satu dimensi. Namun, bukti yang muncul bahwa efek erodibilitas β adalah faktor komposit, seperti K-faktor dalam Rugi Universal Tanah Persamaan, tetapi dalam situasi di mana erosi adalah dominan aliran-driven, nilai β secara langsung berkaitan dengan energi yang dibutuhkan untuk menguapkan satu satuan massa tanah. Model TAMU menggunakan secara teoritis (daripada eksperimental) ekspresi diturunkan untuk batas atas untuk konsentrasi sedimen, disebut batas transportasi atau kapasitas oleh Foster (1982). Untuk aliran lembar, Hairsine dan Rose (1992a, b) menunjukkan bahwa variasi spasial dalam laju infiltrasi mungkin memainkan peran dominan, setidaknya pada skala plot, dalam mengendalikan perubahan tingkat lebih curah hujan (Yu et al., 1997a).
PEMBAHASAN
Data dari studi lapangan menunjukkan sifat sangat bervariasi dan episodik dari kedua limpasan dan kehilangan tanah, menunjukkan risiko dalam menggunakan monitoring jangka pendek sebagai panduan untuk perilaku jangka panjang. Salah satu alasan untuk pengembangan model adalah bahwa setelah parameter hidrologi dan erodibilitas dalam model tersebut telah ditentukan pada sebuah tempat, kerangka konseptual yang sama dapat digunakan untuk membuat prediksi jangka panjang dari tanah dan kehilangan air, dengan asumsi setidaknya data curah hujan jangka lama telah dikumpulkan atau dapat disintesis.
Kerangka konseptual dan komputasi yang sama seperti pada teknologi TAMU-analisis (Yu et al., 1997b) dapat digunakan dalam mode prediktif, menggunakan GUEPS Program (Griffith University Erosi Prediksi System) (Yu dan Rose, 1997). GUEPS mengakui bahwa tingkat limpasan tidak umum diukur dalam studi erosi. Program GOSH (Generasi Hidrograf Sintetis) (Yu et al., 1998) dapat digunakan untuk memprediksi tingkat limpasan, sehingga memungkinkan GUEPS untuk digunakan. Namun, jika limpasan belum diukur, namun tingkat curah hujan yang tersedia atau dapat disintesis, maka model SSRRM dapat digunakan untuk menghasilkan tingkat limpasan.
Sementara pengujian konvensional kemampuan prediksi GUEPS telah dilakukan dengan membagi data ke set terpisah untuk evaluasi parameter dan pengujian prediksi, pengujian tersebut, meskipun diinginkan, masih menghindari hambatan untuk prediksi yaitu kurangnya lengkap model nilai parameter . Kemampuan Amerika Serikat untuk mengatasi keterbatasan ini untuk aplikasi dari USLE (Wischmeier dan Smith, 1978), RUSLE (Renard et al., 1991) dan WEPP (Foster dan Lane, 1987) teknologi tanah-erosi harus diakui. Salah satu motivasi dalam bergerak ke arah yang lebih umum jenis-proses terkait model telah menjadi harapan bahwa parameter diperkenalkan ke mereka melakukan menanggung sebagian hubungan, perkiraan, dengan karakteristik yang nyata, termasuk karakteristik tanah. Menyadari keterbatasan dalam hubungan tersebut, Misra dan Rose (1995) menemukan bahwa kekuatan tanah mudah terukur dan konsentrasi sedimen dipengaruhi dengan cara yang konsisten dengan metodologi TAMU. Juga, erodibilitas, β, telah ditemukan untuk berhubungan dengan cara yang diharapkan dengan karakteristik namun lebih mendasar dari analisis mekanik (Yu et al., 1999).
KESIMPULAN
Disarankan bahwa baik stokastik atau model dinamis deterministik erosi tanah, terutama bila dikombinasikan dengan eksperimen terkontrol, memberikan kesempatan untuk menguji kecukupan model alternatif yang dirancang untuk menggambarkan secara rinci proses di tempat kerja curah hujan atau erosi tanah aliran-driven. Pelajaran dari penelitian tersebut adalah sumber panduan dalam memilih model parameter-efisien sederhana untuk digunakan dalam studi lapangan yang luas atau dalam konteks prediktif. Data luas yang dikumpulkan dalam studi lapangan dilaporkan telah memperluas pengalaman dalam model nilai parameter dan dalam pengujian model prediksi dari tanah dan kehilangan air. Data tersebut juga telah memungkinkan evaluasi dari sejumlah metodologi konservasi tanah, yang telah bertemu dengan penerimaan petani di beberapa daerah dengan membandingkan tanah dan air kerugian dengan yang dari praktek petani umum dan dari tanah kosong.
Tiga konservasi tanah telah terbukti layak dan beradaptasi untuk pertanian miring-lahan di daerah tropis lembab. Ini adalah:
1. Dengan tanaman pertanian, berusaha untuk mempertahankan setidaknya sekitar 30% permukaan penutup kontak pada saat-saat runoff- menginduksi curah hujan dapat terjadi.
2. Putus tanah dengan hillslopes lama dikhususkan untuk tanaman pertanian ke segmen pendek (misalnya panjang mengatakan 10-15 m) dengan strip dari vegetasi yang lebih permanen. Strip ini harus sekitar pada kontur (dicapai dengan bantuan teknologi rendah), tetapi strip ini dapat dari kombinasi vegetasi atau vegetasi yang diinginkan, dan tidak perlu luas jika mereka memberikan perlawanan yang signifikan untuk aliran darat.
3. Dengan tanaman pohon (seperti di situs Kemaman), penutup kontak permukaan juga harus dicari, meskipun penutup seperti seharusnya tidak diperbolehkan untuk bersaing terlalu kuat dengan tanaman pohon, terutama selama pembentukan pohon.
Read More

STRATEGI DAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TAMAN SARI KECAMATAN LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

6:26 PM 0



STRATEGI DAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TAMAN SARI KECAMATAN LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG
 (Tugas Responsi Pengembangan Masyarakat)



Disusun Kelompok 11:


ARDHIAN RISKI A             1214071012
CHANDRA AFRIAN                       1214071022
SEPTIANA SARI                  1214071068
SEPTIAN TRISAPUTRA     1314071052
YUNUS DWI K                     1014071015




 























UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2015

I.       PENDAULUAN



1.1        Latar Belakang


Pengembangan masyarakat (community development) dipandang sebagai strategi yang tepat untuk memberdayakan dan menigkatkan taraf hidup masyarakat luas. Namun perlu diingat bahwa setiap masyarakat mempunyai tradisi dan adat-istiadat yang berbeda, yang dapat menjadi potensi yang dapat dikembangkan sebagai modal sosial. Untuk itu dalam upaya pengembangan masyarakat, dibutuhkan strategi dan pendekatan yang tepat. Selain itu, perlu juga dilakukan pembahasan pengembangan masyarakat dalam konteks beragam pendekatan yang dapat dipandang sebagai cara-cara alternatif dalam melaksanakan pengembangan masyarakat.
Dalam konsep pengembangan masyarakat dikenal dengan istilah komunitas, dimana komunitas  diartikan sebagai warga dalam wilayah tertentu yang memiliki tujuan bersama.  Dalam model pengembangan masyarakat pada dasarnya memiliki beberapa persama dan perbedaan dengan ilmu penyuluhan.  Ilmu penyuluhan sangat diperlukan, karen ilmu ini memepelajari tentang cara berkomunikasi yang baik dengan masyarakat. Dalam hal ini maka diperlukan strategi-strategi serta pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mempermudah dalam menerapkan pengembangan masysarakat.

1.2              Tujuan

Adapun tujuan dalam pengamatan yang dilakukan di Kelurahan Tamansari  Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung yaitu :
                                                                              
1.      Mengetahui strategi pengembangan masyarakat
2.      Mengetahui pendekatan dalam penerapan pengembangan masyarakat






II.                PEMBAHASAN



3.1.      Gambaran Wilayah

Gambaran Umum Kelurahan Labuhan Ratu Raya

A.    Batas Administrasi
Kelurahan Tamansari  termasuk dalam Kecamatan Labuhan Ratu, yang merupakan salah satu bagian  wilayah Kota Bandar lampung , memiliki luas wilayah sebesar 182 Ha. Secara administratif Kelurahan labuhan Ratu dibatasi oleh :
• Bagian Selatan          : Kali sebelah kantor camat
•Bagian Utara             : Perbatasan stasiun Kereta Api
•Bagian Timur             : Gerbang pom bensin Soekarno Hatta
•Bagian Barat              : Jalan Garuda

B.     Kondisi Geografis

Secara Geografis Kelurahan Labuhan Ratu Raya  berada   di   105°15'2.23"   BT   5°21'33.86"   LS  dan   105°15'49.82"   BT  5°22'38.28" LS. Berjarak 1,00 km dari ibukota kecamatan dan 7,00 km dari ibukota Bandar Lampung Kelurahan Labuhan Ratu Raya Kecamatan Labuhan Ratu memiliki bentuk wilayah datar sebesar 43% dari total keseluruhan luas wilayah. Kelurahan  jika ditinjau dari sudut ketinggian tanah, berada  pada ketinggian +60m diatas permukaan air laut. Suhu maksimum dan minimum di  Kelurahan Tamansari berkisar 280C.



C.      Infrastruktur

Potensi kelembagaan yang ada di Kelurahan Pelabuhan ratu Raya, meliputi lembaga politik, peribadatan, perangkat kelurahan, kesehatan, dan sekolah yang ada di Kelurahan Pelabuhan Ratu Raya,.

1.      Lembaga Politik

Ada terdapat berbagai lembaga politik dalam bentuk partai yang ada di Kelurahan Pelabuhan Ratu Raya, seperti Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Hati Nurani Rakyat, dan partai-partai politik lainnya.

2.      Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan merupakan tempat yang digunakan oleh umat beragama untuk beribadah sesuai dengan ajaran agama mereka masing-masing. Di Kelurahan Pelabuhan Ratu
Raya, terdapat beberapa sarana peribadatan, yaitu :
-Mesjid 15 Gedung
-Mushalla 1 Gedung
-Gereja 1 Gedung

3.      Perangkat Kelurahan

Di Kelurahan Pelabuhan Ratu Raya, terdapat beberapa perangkat kelurahan yang bertugas untuk membantu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jumlah perangkat kelurahan itu, yakni :
-Kepala urusan 4 Orang
-Kepala Lingkungan Staf 2 Orang
-RT ( Rukun Tetangga ) 19 0rang

4.      Sarana Kesehatan

Di Kelurahan Pelabuhan Ratug Raya juga terdapat berbagai sarana kesehatan, yang berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Jumlah sarana kesehatan yang
terdapat di Kelurahan Pematang Raya adalah sebagai
berikut :
-Jumlah Posyandu 8 Gedung
-Jumlah Poskeskel Pembantu 1 Gedung

5.      Sarana Sekolah

Di Kelurahan Pelabuhan Ratu Raya juga terdapat beberapa sarana sekolah, tempat menimba ilmu bagi para generasi muda Indonesia, khususnya yang ada di Kelurahan Pelabuhan Ratu Raya. adalah sebagai berikut :
-PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) 3 Gedung
-SD ( Sekolah Dasar ) 3 Gedung
- SMP ( Sekolah Menengah Pertama) 2 Gedung
-SMA ( Sekolah Menengah Atas) 1 Gedung


D.    Kependudukan

Jumlah Penduduk dan Jumlah KK Kelurahan Labuhan Ratu memiliki jumlah penduduk sebesar 5.582 jiwa, terdiri dari 2.773 jiwa laki-laki dan 2.808 jiwa perempuan. Jumlah kepala keluarga (KK) di kelurahan Labuhan Ratu Raya 1.600 KK. Banyaknya RT 18 orang.

3.1.2        Program Pengembangan Masyarakat

Adapun program kerja Kelurahan Labuhan Ratu Raya yang saat ini di pimpin oleh Bpk. H.M.Gandhi HZ, SE Antara lain :
1.      Selaku aparat sebagai pelayan masyarakat
2.      Menata serta membina lingkungan masyarakat
3.      Setiap kegiatan selalu melibatkan tokoh masyarakat dan warga

Program kerja bulanan kelurahan Labuhan Ratu Raya :
1.      Mengevaluasi realisasi PBB
2.      Melaksanakan Jum’at bersih
Program kerja tahunan kelurahan labuhan Ratu Raya :
1.      Pembunaan perangkat kelurahan, RT & Lingkungan secara rutin
2.      Merumuskan program pembangunan skala prioritas
3.      Meningkatkan pelayanan prima terhadap masyarakat
4.      Meningkatkan kembali budaya gotong royong
5.      Meningkatkan peran PKK, PAUD, Posyandu, & Pengajian rutin
Program pengembangan masyarakat yang telah dijalani :
1.      Kiat Lurah dalam rangka meningkatkan peran serta RT/Lingkungan & Tokoh masyarakat  dalam pembanguan kelurahan dengan cara selalu berkoordinasi dan melibatkan RT/Lingkungan dan berkoordinasi melibatkan tokoh masyarakat.
2.      Tindakan yang dilakukan apabila musibah kebakaran/Banjir/longsor yaitu segera melakukan koordinasi instansi BPBD, segera merujuk warga tersebut ke poskeskel terdekat yang telah di sediakan.
3.      Menerapkan kegiatan Ronda malam untuk ketertiban serta keamanan rumah warga kelurahan Labuhan Ratu Raya dengan cara membagi tugas atau jadwal jaga malam pos ronda dan Berkoordinasi dengan RT .
4.      Pelayanan Posyandu dengan menghimbau kepada masyarakat yang memiliki bayi dan balita untuk datang ke posyandu dengan tujuan memeriksa kesehatan bayi dan balita.
5.      Pelayanan Poskeskel
6.      Pendistribusian raskin
7.      Pelatihan kesadaran KB melalui PKK
8.      Pembrantasan Narkoba untuk anak-anak muda bekerjasama dengan BNN BNN
9.      Bercocok tanam di area dekat Kelurahan Labuhan Ratu Raya

3.1.2        Wajib Kelurahan

Adapun yang menjadi wajib Kelurahan Pelabuhan Ratu Raya adalah sebagai berikut :
·         Kepemimpinan
·         Penguasaan data wilayah
·         Penguasaan peraturan dan perundang-undangan
·         Pemeliharaan dan pembinaan administrasi kelurahan
·         Pembinaan koperasi atau kelompok koperasi
·         Pelaksanaan 5K
·         Meningkatkan partisipasi dan gotong royong masyarakat
·         Meningkatkan pendapatan asli daerah
·         Pembinaan perangkat kelurahan lingkungan/RW/RT lembaga desa
·         Pembinaan PKK

Pada pasal 9 diterangkan Rincian Tugas Jabatan Pada Organisasi Kelurahan sebagai berikut: lurah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati.  Pada pasal 9 butir 2 diterangkan tentang rincian tugas Lurah sebagai berikut :
a.       Melaksanakan urusan administrasi pemerintahan dan pengaturan kehidupan masyarakat yang dilimpahkan kepada lurah.
b.      Membuat Program Kerja Tahunan dengan mengacu pada program kerja Pemerintah Kecamatan.
c.       Merumuskan kebijakan Pemerintahan Kelurahan.
d.      Merumuskan dan menetapkan kebijakan-kebijakan pelayanan umum di lingkungan Kelurahan.
e.       Menetapkan prosedur pedoman teknis terhadap kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
f.       Mengadakan pemberdayaan dan pelayanan masyarakat.
g.      Mengadakan pembinaan lembaga kemasyarakatan.
h.      Menyelenggarakan dan membina keamanan dan ketertiban umum wilayah kerja.
i.        Melaksanakan pembinaan karier pegawai di lingkungan Kelurahan.
j.        Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan.
k.      Melaksanakan tugas-tugas di bidang kepegawaian.
l.        Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3.1.3    Kendala Pengembangan masyarakat

Adapun kendala yang dihadapi dalam Pengembangan Masyarakat adalah sebagai berikut :
1.      Hampir seluruh wilayah merupakan lahan permukiman, hal ini ditandai dengan tidak adanya lahan pertanian dan perkebunan. Seluruh kawasan sudah terlayani jaringan listrik oleh PLN, dengan jumlah sambungan 1.110 pelanggan.
2.      Kondisi jalan rata-rata baik sampai dengan rusak ringan.kendala perbaikannya jalan adalah biay, namun Sebagian besar kawasan sudah terlayani jaringan jalan dengan perkerasan dengan lebar minimal 2 m.
3.      Untuk sarana drainase masih relatif kurang, hanya tersedia di ruas jalan utama.
4.      Untuk sistem sanitasi masih bersifat individual.
5.      Fasilitas olahraga dan taman terdekat kawasan GOR Saburai. Jauh dan masih menumpang.
6.      Transportasi umum yang melayani kawasan adalah bus Trans Bandar Lampung,
7.      Kegiatan PKK bercocok tanam di area dekat Kelurahan, yang mana perkebunan yang tidak terawat dengan baik serta kurangnya penjagaan sehingga tanaman banyak yang rusak dan kekeringan.
8.      Kurangnya peran aktif masyarakat
9.      Kurang maksimalnya sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat
10.  Berkurangnya jumlah orang yang terjadwal Ronda malam


3.1.4    Hasil Yang Di Dapatkan Dalam Program Pengembangan Masyarakat

Adapun pencapaian hasil dari Program Pengembangan Masyarakat adalah sebagai Berikut :
1.      Tercapainya Pelayanan kesehatan posyandu, poskeskel
2.      Mendapatkan Hasil panen Perkebunan PKK tiap masing-masing RT, yang kemudian hasil perkebunan dibagikan kepada warga yang membutuhkan.
3.      Pembinaan PKK yang lancar dan berjalan dengan baik
4.      Pendistribusian raskin terpenuhi

3.2              Pembahasan

3.2.1    Strategi Pengembangan Masyarakat

Ada 3 (tiga) strategi dasar dalam pengembangan masyarakat, yaitu Strategi Empiris-rasional, Strategi Normatif-reedukatif, dan Strategi Kekuasaan-Paksaan (Power-Coercive). Seperti dijelaskan pada bagian terdahulu, pemilihan strategi yang tepat didasarkan kepada asumsi-asumsi yang digunakan oleh perencana terhadap kondisi masyarakat. Asumsi tentang masyarakat memberikan pijakan kepada perencana untuk mennetukan berbagai hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan kemudian dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.

1.      Strategi Empiris-Rasional
Strategi Empiris Rasional didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:
a)      Manusia adalah mahluk rasional. Dengan demikian, musuh utama rasionalitas manusia adalah kebodohan dan tahayul.
b)      Manusia akan mengikuti kepentingan dirinya yang rasional.
c)      Manusia akan menerima perubahan jika perubahan tersebut dapat diterima dan dibenarkan secara rasional. Untuk itu, agen perubahan harus dapat menunjukkan manfaat perubahan bagi sasaran perubahan. Karena apabila manfaat dari perubahan itu tidak dapat mereka terima atau tidak dapat terbukti, maka mereka tidak dapat meyakini perlunya perubahan bagi mereka.
Tujuan yang ingin dicapai adalah perubahan pengetahuan melalui informasi atau dasar pemikiran intelektual.

2.      Strategi Normatif-Reedukatif
Strategi Normatif-reedukatif didasarkan pada asumsi sebagai berikut:
a)      Pola tindakan dan perilaku warga masyarakat didukung oleh
b)      Norma-norma sosial-budaya, dan
c)      Komitmen individu terhadap norma-norma.
d)     Norma sosial-budaya didukung oleh sikap dan sistem nilai dari indvidu (pandangan normatif yang memperkuat komitmen mereka).
e)      Perubahan pola perilaku atau tindakan masyarakat hanya kaan terjadi jika orang dapat digerakan hatinya untuk mengubah orientasi normatif terhadap pola lama dan mengembangkan komitmen terhadap pola yang baru.
Tujuan yang ingin dicapai adalah perubahan siskap, perasaan, dan pola hubungan.

3.      Strategi Power-Coercive
Strategi Power-coercive didasarkan kepada asumsi:
1)      Manusia akan mengikuti keinginan dari pihak lain yang dipandangkan memiliki kekuasaan lebih besar. Terlebih lagi bila sebagian sumber pemenuhan kebutuhan dia berada pada pihak tersebut.
2)      Masyarakat yang memiliki tingkat intelektual yang rendah dan situasi masyarakat yang anomi menuntut peran yang lebih besar dari penguasa untuk melakukan inisiatif dan pengaturan.
3)      Manusia akan mengikuti perubahan yang terjadi ketika tidak memiliki daya daya tawar dan kemampuan untuk mengoreksi.
4)      Unsur kekuasaan yang digunakan :
a)      Kekuasaan Politik
b)      Kekuasaan Ekonomi
c)      Kekuasaan Moral.

Tujuan yang ingin dicapai perubahan orientasi dan kemauan mengikuti arah perubahan. Sebagai strategi dasar, operasionalisasinya akan terkait dengan pendekatan dan model pengembangan masyarakat yang digunakan. Untuk itu, perlu diperhatikan komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam menyusun strategi pengembangan masyarakat.
2.2  Pendekatan-pendekatan dalam Pengembangan masyarakat
Robert C Anderson, Jon A Blubaugh, dan Huey B Long (para editor), di dalam buku mereka yang berjudul “Approaches to Community Development,” menguraikan ada enam pendekatan CD yaitu :
1.      Pendekatan komunitas (community approach)
2.      Pendekatan menolong diri sendiri dengan informasi (information self-help approach)
3.      Pendekatan tujuan khusus, pemecahan masalah (special-purpose, problem-solving approach)
4.      Pendekatan demonstrasi (demonstration approach)
5.      Pendekatan eksperimental (experimental approach)
6.      Pendekatan konflik kekuasaan (powerconflict approach).

Lee J Cary (dalam buku yang sama) menjelaskan pendekatan komunitas menekankan tiga fitur atau bentuk pendekatan yang berbeda yaitu :
1.      Artisipasi popular atau partisipasi luas (popular or broad-based participation)
2.      Komunitas sebagai konsep penting (community as an important concept)
3.      Terkait dengan holistik alami (holistic-nature concern).

Sedangkan pendekatan special purpose lebih menekankan pada persoalan khusus sebagai sasaran resolusi (Richard Thomas di dalam buku yang sama Bab IV). Thomas mengilustrasikan persoalan air yang sangat khusus melewati keterbatasan kriteria lokasi dari komunitas.

Haward Y McClusky menguraikan pendekatan “information self-help” mengikuti logika dari pendekatan komunitas dan “special purpose” dengan tesis: informasi yang tepat dan bisa diaplikasikan oleh peserta CD yang memiliki pengetahuan pada waktu yang pas bisa membuat perbedaan dalam perngembangan komunitas.
Strategi pendekatan eksperimental menerapkan rancangan semi-eksperimental untuk kegiatan CD (dijelaskan oleh William McNally Eversen dalam buku yang sama).

George S Abshier menjelaskan perbedaan antara pendekatan eksperimental dengan demonstrasi yaitu kalau pendekatan eksperimental mencari jawaban sedangkan pendekatan demonstrasi percaya jawaban sudah tersedia di komunitas.

Raphael J Salmon dan George A Tapper menjelaskan pendekatan dinamis terkait dengan konflik kekuasaan (power conflict approach). Tesis mereka: kekuasaan adalah kekuatan atau tenaga di dalam CD. Mereka melihat definisi lama kekuasaan harus diperluas dalam konteks masyarakat masa kini.

Jack Rothman menguraikan ada tiga pendekatan dalam community development (“Three Models of Community Organization Practice” di dalam F Cox, J. Erlich, J Rothman, dan J Tropman (Eds) “Strategies of Community Organization: A Book of Readings.”). Ketiga pendekatan atau model itu adalah
1.      localitydevelopment approach
2.      Social planning approach
3.      Social actionapproach.

Dari esensinya, keenam pendekatan Anderson, Blubaugh, dan Long itu ada di dalam tiga pendekatan yang diajukan Rothman. Rothman menggunakan 12 variable praktis untuk ketiga model CD-nya yaitu :
1.      Tujuan (goal categories)
2.      Asumsi terkait dengan struktur komunitas dan kondisi persoalan (assumptions concerning community struture and problemconditions)
3.      Strategi perubahan (basic change strategy)
4.      Karakteristik taktik dan teknik perubahan (characteristic change tactics and techniques)
5.      Peran penting praktisi (salient practitioner roles)
6.      Medium perubahan (medium of change)
7.      Orientasi pada struktur kekuasaan (orientation towardpower structures)
8.      Definisi batas dari sistem klien atau konstituensi komunitas (boundary definitions of the community client system or constituency)
9.      Asumsi terkait dengan kepentingan subbagian komunitas (assumptions regardinginterests of community subparts)
10.  Konsepsi kepentingan publik (conception of public interest)
11.  Konsepsi dari populasi atau konstituensi klien (conception of the client population or constituency)
12.  Konsepsi peran dari klien (conception of client role).

Locality development approach beranggapan bahwa perubahan komunitas bisa terjadi optimal melalui partisipasi luas dari berbagai spektrum masyarakat di tingkat lokal dalam menetapkan tujuan dan aksi. Komunitas dibatasi oleh wilayah geografis tertentu.
Tujuan dari pendekatan locality development adalah meningkatkan kapasitas komunitas, mengintegrasikan komunitas dan membantu komunitas lebih mandiri, sehingga mampu menyelesaikan masalah. Pendekatan ini mengasumsikan ada hubungan yang tidak serasi, ada persoalan standar moral, dan komunitasnya adalah komunitas tradisional yang statis. Penerapan pendekatan ini dalam strateginya adalah melibatkan seluruh anggota komunitas untuk mencapai konsensus melalui komunikasi dan diskusi.
Praktisi yang menjalankan CD berperan sebagai katalisator atau trainer. Praktisi sebagai katalisator mendorong pembentukan kelompok kerja untuk mencari penyelesaian masalah. Pendekatan ini melihat kekuasaan ada pada anggota di dalam struktur komunitas.

2.3  Perbedaan Pendekatan
Cary, Ia menjelaskan mengenai perluasan tiga keistimewaan tersendiri dari pendekatan komunitas, yaitu : populer, atau berdasarkan partisipasi, komunitas sebagai satu konsep yang oenting, dan holistic sebagai fokus.

Thomas. Ia menekankan secara jelas bahwa “masalah yang khusus” adalah target dari resolusi, dengan tidak mengabaikan teori yang dikemukakan Cary.

Mc Clunsky. Ia menjelaskan mengenai teori yang dikemukakan Cary dan Thomas dengan lebih logis. Teorinya menjelaskan bahwa informasi yang benar, akan membuat masyarakat yang berpartisipasi menjadi lebih luas pengetahuannya dalam strategi ketika dilakukan, sehingga dapat membuat perbedaan yang jelas dalam proses pengambangan masyarakat.

Evensen. Ia menjelaskan hampir sama dengan yang telah dikemukakan oleh Cary, Thomas, dan Mc Clunsky. Ia menjelaskan mengenai fokus yang semakin berkembang diantara agen dan institusi dalam proses pengembangan masyarakat.

Absher. Ia menekankan kepada perbedaan diantara program ekperimental yang benar- benar terjadi dengan demonstrasi.  Maksudnya adalah kegiatan pendekatan eksperimental dilakukan dalam rangka mencari jawaban, sedangkan demonstrasi dilakukan dengan keyakinan bahwa jawaban tersebut telah ada.

3.2.2.   Strategi dan pendekatan pengembangan masyarakat di Kelurahan Labuhan Ratu Raya

Adapun strategi dan pendekatan yang dilakukan oleh kelurahan Labuhan Ratu Raya dia antaranya :
1.      Kiat Lurah dalam rangka meningkatkan peran serta RT/Lingkungan & Tokoh masyarakat  dalam pembanguan kelurahan dengan cara selalu berkoordinasi dan melibatkan RT/Lingkungan dan berkoordinasi melibatkan tokoh masyarakat.
2.      Menerapkan kegiatan Ronda malam untuk ketertiban serta keamanan rumah warga kelurahan Labuhan Ratu Raya dengan cara membagi tugas atau jadwal jaga malam pos ronda dan Berkoordinasi dengan RT .
3.      Pelayanan Posyandu dengan menghimbau kepada masyarakat yang memiliki bayi dan balita untuk datang ke posyandu dengan tujuan memeriksa kesehatan bayi dan balita.
4.      Bercocok tanam di area dekat Kelurahan Labuhan Ratu Raya
Adapun program kerja Kelurahan Labuhan Ratu Raya yang saat ini di pimpin oleh Bpk. H.M.Gandhi HZ, SE Antara lain :
4.      Selaku aparat sebagai pelayan masyarakat
5.      Menata serta membina lingkungan masyarakat
6.      Setiap kegiatan selalu melibatkan tokoh masyarakat dan warga
Program kerja bulanan kelurahan Labuhan Ratu Raya :
3.      Mengevaluasi realisasi PBB
4.      Melaksanakan Jum’at bersih
Program kerja tahunan kelurahan labuhan Ratu Raya :
6.      Pembunaan perangkat kelurahan, RT & Lingkungan secara rutin
7.      Merumuskan program pembangunan skala prioritas
8.      Meningkatkan pelayanan prima terhadap masyarakat
9.      Meningkatkan kembali budaya gotong royong
10.  Meningkatkan peran PKK, PAUD, Posyandu, & Pengajian rutin



















III.             KESIMPULAN


Adapun kesimpulan yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan :
1.      Strategi yang dilakukan Kelurahan Labuhan Ratu Raya yaitu dengan cara selalu berkoordinasi dan melibatkan RT/Lingkungan dan berkoordinasi melibatkan tokoh masyarakat
Pendekatan yang dilakukan dalam pelaksanaan program kerja yaitu selalu berkoordinasi dan mengikutsertakan tokoh masyarakat.
Read More

Post Top Ad