PENGUKURAN TOTAL SOLID (TS) - Mrchandblog

Blog untuk berbagi ilmu

Hot

Post Top Ad

Saturday, July 22, 2017

PENGUKURAN TOTAL SOLID (TS)




PENGUKURAN TOTAL SOLID (TS)
(Laporan Rekayasa Pengolahan Limbah)

Oleh
CHANDRA AFRIAN
1214071022

 









JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014





I.                   PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang


Solids atau zat padat atau padatan yang terkandung di dalam air dan air limbah berasal dari bermacam-macam sumber. Partikel padat yang terkandung di dalam air sungai mungkin berasal dari partikel tanah yang ter-erosi. Partikel padatan yang terkandung di dalam air limbah kemungkinan berasal dari sisa-sisa bahan organik maupun anorganik sebagai akibat dari pemanfaatan air seperti pencucian ataupun dari suatu proses industri. Zat yang terkandung di dalam air dan air limbah menjadi parameter penting. Tergantung dari ukurannya, zat padat mengendap akan menyebabkan sedimentasi atau pendangkala. Zat padat tersuspensi akan terbawa lebih jauh oleh aliran air sungai yang akhirnya akan mengendap juga. Zat padat terlarut umumnya terdiri dari partikel-partikel berukuran lebih kecil, dan biasanya berasal dari bahan-bahan organikkoloid yang sangat sulit untuk mengendap. Selain menyebabkan pendangkalan, zat padat di dalam air juga menyebabkan kekeruhan dan menghalangi penetrasi cahaya  masuk ke dalam kolom air. Karena itulah zat padat menjadi parameter kualitas air yang penting.



B.     Tujuan


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kadar zat padat dari sampel air dan air limbah
2. Mengetahui cara menghitung total solid





II.                TINJAUAN PUSTAKA



Di dalam pengolahan limbah salah satu parameter yang disisihkan adalah padatan (solids). Oleh sebab itu, perlu dilakukan adanya pengukuran konsentrasi padatan untuk mengetahui efektivitas pengolahan. Nah, dalam analisis air limbah terdapat berbagai jenis padatan. Yuk, kita lihat satu persatu berikut klasifikasinya.
Total solid (TS) yaitu residu yang diperoleh setelah menguapkan sejumlah volume air pada 103oC. Total solid dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu suspended solid (SS) dan dissolved solid (DS). Suspended solid diketahui dengan cara menimbang residu yang tertahan pada filter. Sebelum ditimbang tentunya filter yang berisi residu tersebut harus dikeringkan pada temperatur tertentu (103-105oC) hingga beratnya konstan. Selisih dari TS dan SS merupakan DS, atau TS = SS + DS. Di lapangan maupun berbagai aplikasi, istilah TSS (total suspended solids) sering digunakan. Tidak perlu bingung, karena yang dimaksud TSS adalah SS itu sendiri.
Suspended solid bisa dibedakan lagi menjadi volatile suspended solid (VSS) dan fixed suspended solid (FSS).  Pengukuran VSS penting karena merupakan representasi dari mikroorganisme yang terdapat di dalam air limbah. VSS dapat diketahui dengan cara membakar kertas filter berisi residu air limbah pada temperatur 600oC kemudian menghitung perbedaan berat sebelum dan sesudah filter dibakar.
Fixed dissolved solid (FDS), walaupun jarang digunakan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur konsentrasi zat-zat anorganik terlarut di dalam air limbah dan menjadi penting apabila zat-zat tersebut berperan sebagai inhibitor proses biologi. Selain FDS tentunya ada VDS (volatile dissolved solid), yaitu selisih antara TDS dengan FDS.
hubungan antara berbagai jenis solids


TS           =             FS           +             VS
||                           ||                           ||
SS           =            FSS         +            VSS
||                           ||                           ||


DS           =             FDS        +             VDS


Dalam rangka menyeragamkan teknik pengujian kualitas air dan air limbah sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Pengujian Kualitas air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka dibuatlah Standar Nasional Indonesia SNI 06-6989.3-2004, Air dan air limbah – Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri. SNI ini diterapkan untuk pengujian parameter-parameter kualitas air dan air limbah sebagaimana yang tercantum didalam Keputusan Menteri tersebut.
Metode ini merupakan hasil revisi dari butir 3.6 pada SNI 06-2413-1991, Metode pengujian kualitas fisika air. SNI ini menggunakan referensi dari metode standar internasional yaitu Standard Methods for the Examination of Water and Waste Water.
Metode ini digunakan untuk menentukan residu tersuspensi yang terdapat dalam contoh uj air dan air limbah secara gravimetri. Metode ini tidak termasuk penentuan bahan yang mengapung, padatan yang mudah menguap dan dekomposisi garam mineral. Padatan tersuspensi total (TSS), adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2µm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid.






III.             METODOLOGI PERCOBAAN



A.   Waktu dan Tempat
Praktikum Rekayasa Pengelolahan Limbah ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 16 Oktober 2014, di Laboratorium Rekayasa Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

 

B.   Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air sungai, air limbah mentah dan air limbah olahan,
Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah 3 botol sampel, 3 cawan, pipet, oven dan timbangan analitik.

C.   Prosedur Percobaan

Beberapa prosedur/tahapan yang harus dilakukan dalam pengukuran total solid (TS) sebagai berikut:

1.      Siapka sampel air dan air limbah di dalam botol sampel
2.      Oven 3 cawan pada 102o C selama 10 menit
3.      Ambil cawan dari oven dan dinginkan di dalam disicator selama 5 menit
4.      Setelah dingin, timbang cawan ( W1) dari desiccator dengan timbangan analitik dan catat beratnya
5.      Pipet masing-masing sampel air  dari botol sampel ke dalam cawan sebanyak 20 ml
6.      Masukan cawan berisi sampel kedalam oven pada suhu 85o C selama 24 jam
7.      Ambil cawan dari oven dan dinginkan di dalam desiccator
8.      Setelah dingin, cawan + residu ( W2) ditimbang dengan timbangan analitik dan catat beratnya
9.      Hitung dan bandingkan kadar total solid/zat padat (TS)  dengan menggunakan persamaan:

TS =  (mg/l)





IV.             PEMBAHASAN



A.    Hasil Pengamatan


Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut:
No
Sampel
Berat cawan awal ( W1 ) gram
Berat Sampel
( ml )
Cawan + residu ( W2 ) gram
1
Limbah olahan ( C1 )
2,7025
20
2,8264
2
Limbah mentah ( C2 )
2,5968
20
2,7640
3
Air sungai ( C3 )
2,9889
20
3,0104


B.     Pembahasan


Pengukuran total solid pada tiap-tiap sampel air terlebih dahulu dengan menyiapkan bahan sampel dan cawan. Sampel yang akan dihitung total solidnya yaitu limbah tahu olahan, limbah tahu mentah dan air sungai. Kemudian cawan distrilkan dengan cara cawan di oven kurang lebih 10 menit dengan suhu 102o C. Setelah peng ovenan selesai cawan dimasukan ke dalam disiccator agar cawan dingin setelah dioven. Kemudian cawan di timbang dengan timbangan analitik dan dicatat hasilnya. Berat cawan ini dihitung sebagai W1. Setelah semua cawan ditimbang dan dicatat beratnya masing-masing cawan dimasukan sampel seberat 20 ml. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan pipet ukur. Masukan cawan yang telah terisi sampel ke dalam oven diamkan hingga 24 jam dengan suhu 85o C. Setelah selesai oven cawan yang telah berisi padatan didinginkan kembali kedalam desiccator dan kemudian di hitung berat cawan + padatan ke timbangan analitik dan setelah dapat hasil berat dari tiap-tiap sampel kemudian hitung total solid tiap sampel dengan rumus  
TS =  (mg/ml)
Dari praktikum pengukuran total solid ini, didapatkan hasil seperti tabel di atas pada sampel masing-masing sampel diambil seberat 20 ml. Dengan data-data di atas maka di dapat kan total solid pada masing-masing sampel dengan rumus 
Maka berat sampel yang memiliki satuan gram di konversi terlebih dahulu menjadi miligram dengan cara mengalikan masing-masing berat W1 dan W2.
Pada sampel C1 air limbah olahan didapatkan bahwa berat awal cawan sebesar 2,7025 gram dan berat cawan + residu sebesar 2,8264 gram maka didapatkan total solid sebesar 6,195 mg/ml. Pada sampel C2 yaitu air limbah mentah ,berat awal cawan adalah 2,5968 gram dan cawan + residu adalah 2,7640 dan didapatkan total solid dari sampel C2 sebesar 8,360 mg/ml dan terakhir sampel C3 yaitu air sungai berat awal cawan sebesar 2,9889 gram dan cawan + residu adalah 3,0104 gram maka berat total solid pada sampel C3 sebesar 1,075 mg/ml.





V.                KESIMPULAN



Dari praktikum didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Pengovenan sebelum memasukan sampel pada cawan bertujuan untuk menstrilkan cawan dari benda-benda lain yang tidak diinginkan
2.      Rumus untuk menghitung total solid adalah
TS =  (mg/l)
3.      Dari hasil perhitungan didapatkan nilai TS limbah olahan didapatkan total solid sebesar 6,195 mg/ml, air limbah mentah didapatkan total solid sebesar 8,360 mg/ml dan air sungai berat total solid sebesar 1,075 mg/ml.





DAFTAR PUSTAKA



Anonim, 2014 http://www.airlimbah.com/2012/10/04/mengenal-bermacam-jenis-padatan-solids-dalam-air-limbah/   diakses tanggal 21 Oktober  2014 pukul 19.00 WIB.
Anonim, 2014 http://www.indonesian-publichealth.com/2013/01/prosedur-uji-total-suspended-solidtss.html  diakses tanggal 22 Oktober  2014 pukul 21.00  WIB.
Sanin, F. D., William W. Clarkson, P. D., & Vesilind, P. A., 2010, Sludge Engineering, The Treatment and Disposal of Wastewater Sludges, DEStech Publications,Incorporated

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad