PENGUKURAN
TURBIDITY
(
Praktikum Rekayasa Pengelolahan Limbah )
Oleh
CHANDRA
AFRIAN
1214071022
JURUSAN
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Turbidity
atau kekeruhan air disebabkan oleh impurity atau adanya benda-benda asing di
dalam air. Kandungan senyawa-senyawa kimia yang mencemari lingkungan air dapat
menyebabkan perubahan warna dan tampak keruh.Kandungan zat padat di dalam air
baik yang terlarut maupun yang tersuspensi, juga menimbulkan kekeruhan air.
Dampak dari kekeruhan adalah dapat terganggunya kehidupan di dalam air karena
kekeruhan menghalangi penetrasi sinar matahari. Fotosintesis oleh plangton
dapat terganggu dan produksi oksigen juga terganggu, sehingga pada akhirnya
kandungan oksigen terlarut di dalam air menjadi rendah. Jika kandungan oksigen
terlarut di dalam air rendah, maka semua kehidupan air akan menjadi terganggu.
Karena itu, mahasiswa perlu melatih diri untuk dapat mengukur tingkat kekeruhan
dari suatu sampel air atau air limbah secara benar.
B.
Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini adalah mengetahui tingkat kekeruhan/turbidity dari air dan
air limbah.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Warna dan tingkat kekeruhan pada air dan larutan lainnya
sangat bervariasi. Beberapa larutan, seperti air kemasan terlihat jernih,
sementara yang lain kelihatan sangat tercemar oleh limbah industri sehingga
terlihat keruh dan buram. Kekeruhan yang terjadi ini disebut turbidity.
Kekeruhan disebabkan oleh partikel halus tersuspensi dalam air yang menyebabkan
cahaya tidak dapat merambat lurus dalam air. Clay, lanau, plankton dan
mikroorganisme lainnya merupakan contoh partikulat yang menyebabkan kekeruhan.
Banyak penyebab kekeruhan tidak selalu berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi
kekeruhan dapat menjadi tanda lain bagi masalah yang lebih serius. Misalnya,
air kolam keruh mungkin tidak berbahaya untuk perenang, tetapi bisa menunjukkan
adanya kelebihan karbonat yang dapat merusak kolam itu sendiri.
Turbidimetri adalah suatu metoda
analisis kuantitatif yang berdasarkan pada pelenturan sinar oleh suspensi zat
padat. Pada dasarnya yang diukur adalah perbandingan antara intensitas sinar
yang diteruskan dengan intensitas sinar mula – mula. Sinar yang dipancarkan
oleh lampu (sumber cahaya) akan dipantulkan oleh cermin cekung dan kemudian
dijatuhkan pada contoh yang mengandung partikel yang tersuspensi. Sinar
yang jatuh pada partikel – partikel yang tersuspensi tersebut akan
ditebarkan / dihamburkan. Kemudian sinar yang dihamburkan oleh cuplikan akan
ditangkap oleh nephelometer yang mana arahnya tegak lurus ( 90O )
dari sumber cahaya. Sinar yang diteruskan ditangkap oleh pengamat yang arahnya
membentuk garis lurus dari sumber cahaya disebut turbidimeter.
Turbidity Meter adalah
salah satu alat umum yang biasa digunakan untuk keperluan analisa kekeruhan air
atau larutan. Turbidity meter merupakan alat pengujian kekeruan dengan
sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan
cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang datang. Intensitas cahaya yang
dipantulkan oleh suatu suspensi padatan adalah fungsi konsentrasi jika
kondisi-kondisi lainnya konstan. Alat ini banyak digunakan dalam pengolahan air
bersih untuk memastikan bahwa air yang akan digunakan memiliki kualitas
yang baik dilihat dari tingkat kekeruhanya. Turbidimeter merupakan sifat
optik akibat disperse sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya
yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan
oleh suatu suspense adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya
konstan. Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan,
yaitu pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap
intensitas cahaya yang datang; pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman
dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh. Instrumen
pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrument
ini intensitas diukur secara langsung, sedang pada nefelometer, intensitas
cahaya diukur dengan larutan standar. Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya
yang diteruskan. Turbiditas berbanding lurus terhadap konsentrasi
dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga pada warna. Untuk partikel yang
lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel
dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombangnya.
Kekeruhan
Kekeruhan pada suatu cairan biasanya disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya yaitu partikel-partikel mikroskopis seperti mikro
organisme yang ada pada cairan tersebut, zat padat terlarut dan lainya. Kekeruhan
dilihat pada konsentrasi ketidaklarutan, keberadaan partikel pada suatu cairan
yang diukur dalam satuan Nephelometric Turbidity Units(NTU). Penting untuk
diketahui bahwa kekeruhan adalah ukuran kejernihan sampel, bukan warna.
Air
dengan penampilan keruh atau tidak tembus pandang dapat dipastikan
memiliki tingkat ataukadar kekeruhan yang tinggi, sementara air yang jernih
atau tembus pandang pasti memiliki kadar kekeruhan lebih rendah. Nilai
kekeruhan yang tinggi dapat disebabkan oleh partikel yang terlarut dalam air
seperti lumpur, tanah liat, mikroorganisme, dan material organik. Berdasarkan
keterangan diatas, kekeruhan bukan merupakan ukuran langsung dari
partikel-partikel akan tetapi merupakan suatu ukuran bagaimana sebuah partikel
menghamburkan cahaya dalam suatu cairan.
Pengukuran atau analisa kekeruhan dan kejernihan pada
air sangat penting dalam proses industri, seperti pada produksi air minum atau
minuman, pengolahan makanan, dan instalasi pengolahan air minum. Serta
dalam pengolahan sumber air bersih. Dalam proses pengolahan dan produksi air
minum, nilai kekeruhan dapat dijadikan sebagai indikator keberadaan bakteri
patogen, atau partikel yang dapat melindungi organisme berbahaya dari proses
desinfeksi. Oleh sebab itu, pengukuran tingkat kekeruhan sangat berguna untuk
instalasi pengolahan air untuk memastikan kebersihan nya. Pada proses industri,
kekeruhan dapat menjadi bagian dari Quality Control untuk memastikan efisiensi
dalam pengolahan atau proses industri terkait.
Kekeruhan
merupakan keadaan mendung atau kekaburan dari cairan yang disebabkan oleh
individu partikel (suspended solids) yang umumnya tidak terlihat oleh mata
telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes kunci dari kualitas air.
Kekeruhan mengacu pada konsentrasi ketidaklarutan, Keberadaan partikel dalam
cairan yang diukur dalam Nephelometric Turbidity Units(NTU). Penting untuk
diketahui bahwa kekeruhan adalah ukuran kejernihan sampel, bukan warna.
Air dengan
penampilan keruh atau tidak tembus pandang akan memiliki kekeruhan
tinggi, sementara air yang jernih atau tembus pandang akan memiliki
kekeruhan rendah. Nilai kekeruhan yang tinggi disebabkan oleh partikel seperti
lumpur, tanah liat, mikroorganisme, dan material organik. Berdasarkan definisi,
kekeruhan bukan merupakan ukuran langsung dari partikel-partikel melainkan
suatu ukuran bagaimana partikel menghamburkan cahaya.
Turbidity meter merupakan alat
pengujian air limbah yang berfungsi untuk mengukur tingkat kekeruhan air.
Turbidity meter disebut juga alat ukur kekeruhan air. Seperti kita ketahui ada
banyak penyebab tercemarnya air di sekitar kita, misalnya limbah air rumah
tangga, industri, pertanian, peternakan, dll. Untuk itu kita memerlukan sebuah
alat yang bisa membaca tingkat kekeruhan air yang akan kita teliti, alat inilah
yang kita kenal dengan nama Turbidity Meter.
Turbidity
Meter disebut juga Alat Ukur Kekeruhan Air
Pringsip kerja turbidimeter
secara sederhana
Metode pengukuran turbiditas
dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :
·
Pengukuran
perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang
datang;
·
Pengukuran
efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam
lapisan medium yang keruh.
·
Instrumen
pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen
ini intensitas diukur secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas
cahaya diukur dengan larutan standar.
Turbidimeter meliputi pengukuran
cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbanding lurus terhadap konsentrasi dan
ketebalan, tetapi turbiditas tergantung. juga pada warna. Untuk partikel yang
lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel
dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombangnya.
III. METODELOGI
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum Rekayasa
Pengelolahan Limbah ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 9 Oktober 2014 di
Laboratorium Rekayasa Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
B. Alat
dan Bahan
Bahan : Air
suling(aquades), air sumur, air limbah mentah dan air limbah
olahan
Alat : Botol sampel, gelas beaker, pipet dan
turbiditymeter.
C. Metode
1. Siapkan
sampel air dan air limbah di dalam botol sampel.
2. Ambil
masing-masing sampel air dan air limbah dari botol sampel kedalam gelas beaker
kecil (setengah dari gelas beaker kecil)
3. Siapkan
alat ukur turbidity meter
4. Masukan
sensor turbidity ke dalam sampel
5. Amati
tingkat kekeruhan dari masing-masing sampel air tersebut dan catat nilainya
setelah stabil.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil
pengukuran Turbidity
No
|
Sampel
Percobaan
|
Turbidity
( NTU )
|
1
|
Air
aquades
|
0,37
|
2
|
Air
sumur
|
0,68
|
3
|
Air
sungai
|
0,94
|
4
|
Air
Limbah Mentah
|
329
|
5.
|
Air Limbah Olahan
|
-
|
Pada pengamatan
tingkat kekeruhan pada sampel, pengamatan sampel pertama adalah yang paling
terlihat jernih ke sampel yang paling keruh. Pengurutan ini dilakukan supaya
sampel yang akan diamati tidak terkontaminasi/tercampur dengan sisa-sisa dari
sampel yang telah diamati sebelumnya. Sehingga sampel yang pertama kali diamati
adalah sampel air aquades, karena lebih jernih dari sampel-sampel yang lain dan
sampel terakhir diamati adalah sampel air limbah mentah karena sample ini
adalah sampel yang paling keruh dari yang lainnya. Selain penentuan urutan hal
penting lainnya yaitu adalah kebersihan dari gelas sampel itu sendiri.
Kebersihan ini harus diperhatikan karena bila masih ada sampel dari penelitian
sebelumnya, ini akan mempengaruhi tingkat kekeruhan dari sampel yang akan
diteliti.
Dari hasil
pengamatan didapatkan nilai turbidity/kekeruhan dari tiap-tiap sampel. Pada
sampel aquades nilai tingkat kekeruhannya adalah 0,37 NTU dan pada sampel air
sumur memiliki nilai turbidity yang lebih tinggi dari air aquades yaitu 0,68
NTU. Pada air sungai didapatkan hasil turbiditynya sebesar 0,94 NTU dan
terakhir pada sampel air limbah mentah memiliki tingkat kekeruhan yang paling
besar dari yang lainnya yaitu sebesar 329 NTU. Pada sampel air limbah olahan
tidak dihitung besar tingkat kekeruhan karena sampel tidak ada. Limbah yang
digunakan pada praktikum ini adalah limbah dari air olahan tahu.
Pada pengamatan
tubidity hal yang harus diperhatikan lainnya adalah buih pada sampel. Karena
bila saat pengukuran terdapat buih pada sampel, ini akan mempengaruhi tingkat
kekeruhannya dan hasil pengamatanya pun tidak akurat.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah
1. Besar
tingkat kekeruhan dari tiap-tiap sampel adalah air aquades 0,37 NTU ; air sumur
adalah 0,63 NTU ; air sungai adalah 0,94 ; limbah mentah adalah 329 NTU.
2. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam penghitungan tingkat kekeruhan sampel yaitu
urutan pengamatan tiap sampel, kebersihan dari gelas sampel dan buih pada
sampel.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,2014, http://multimeter-digital.com/pengertian-dan-penggunaan-turbidity-meter.html,
diakses pada tanggal 15 Oktober 2014
Anonim, 2014, http://indo-digital.com/turbidity-meter-disebut-juga-alat-ukur
kekeruhan-air.html , diakses pada tanggal 15 Oktober 2014
Kautsar, Ahmad, 2010,“Turbidimeter”, scribd.com. www.scribd.com, Diakses pada tanggal 15 Oktober 2014
M, Khopkar S.1984, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta: UIN-Press
No comments:
Post a Comment