LAPORAN PENGUKURAN TURBIDITY - Mrchandblog

Blog untuk berbagi ilmu

Hot

Post Top Ad

Monday, July 17, 2017

LAPORAN PENGUKURAN TURBIDITY

PENGUKURAN TURBIDITY
( Praktikum Rekayasa Pengelolahan Limbah )



Oleh
CHANDRA AFRIAN
1214071022



 












JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014



I.    PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Turbidity atau kekeruhan air disebabkan oleh impurity atau adanya benda-benda asing di dalam air. Kandungan senyawa-senyawa kimia yang mencemari lingkungan air dapat menyebabkan perubahan warna dan tampak keruh.Kandungan zat padat di dalam air baik yang terlarut maupun yang tersuspensi, juga menimbulkan kekeruhan air. Dampak dari kekeruhan adalah dapat terganggunya kehidupan di dalam air karena kekeruhan menghalangi penetrasi sinar matahari. Fotosintesis oleh plangton dapat terganggu dan produksi oksigen juga terganggu, sehingga pada akhirnya kandungan oksigen terlarut di dalam air menjadi rendah. Jika kandungan oksigen terlarut di dalam air rendah, maka semua kehidupan air akan menjadi terganggu. Karena itu, mahasiswa perlu melatih diri untuk dapat mengukur tingkat kekeruhan dari suatu sampel air atau air limbah secara benar.

B.     Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui tingkat kekeruhan/turbidity dari air dan air limbah.






II.        TINJAUAN PUSTAKA

Warna dan tingkat kekeruhan pada air dan larutan lainnya sangat bervariasi. Beberapa larutan, seperti air kemasan terlihat jernih, sementara yang lain kelihatan sangat tercemar oleh limbah industri sehingga terlihat keruh dan buram. Kekeruhan yang terjadi ini disebut turbidity. Kekeruhan disebabkan oleh partikel halus tersuspensi dalam air yang menyebabkan cahaya tidak dapat merambat lurus dalam air. Clay, lanau, plankton dan mikroorganisme lainnya merupakan contoh partikulat yang menyebabkan kekeruhan. Banyak penyebab kekeruhan tidak selalu berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi kekeruhan dapat menjadi tanda lain bagi masalah yang lebih serius. Misalnya, air kolam keruh mungkin tidak berbahaya untuk perenang, tetapi bisa menunjukkan adanya kelebihan karbonat yang dapat merusak kolam itu sendiri.
Turbidimetri adalah suatu metoda analisis kuantitatif yang berdasarkan pada pelenturan sinar oleh suspensi zat padat. Pada dasarnya yang diukur adalah perbandingan antara intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar mula – mula. Sinar yang dipancarkan oleh lampu (sumber cahaya) akan dipantulkan oleh cermin cekung dan kemudian dijatuhkan pada contoh yang mengandung partikel yang tersuspensi. Sinar yang  jatuh pada partikel – partikel yang tersuspensi tersebut akan ditebarkan / dihamburkan. Kemudian sinar yang dihamburkan oleh cuplikan akan ditangkap oleh nephelometer yang mana arahnya tegak lurus ( 90O ) dari sumber cahaya. Sinar yang diteruskan ditangkap oleh pengamat yang arahnya membentuk garis lurus dari sumber cahaya disebut turbidimeter.  

Turbidity Meter adalah salah satu alat umum yang biasa digunakan untuk keperluan analisa kekeruhan air atau larutan. Turbidity meter merupakan alat pengujian kekeruan dengan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang datang. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi padatan adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Alat ini banyak digunakan dalam pengolahan air bersih untuk memastikan bahwa air yang akan digunakan memiliki kualitas yang  baik dilihat dari tingkat kekeruhanya. Turbidimeter merupakan sifat optik akibat disperse sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspense adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang; pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrument ini intensitas diukur secara langsung, sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar. Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbanding lurus  terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombangnya.

Kekeruhan
Kekeruhan pada suatu cairan biasanya disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu partikel-partikel mikroskopis seperti mikro organisme yang ada pada cairan tersebut, zat padat terlarut dan lainya. Kekeruhan dilihat pada konsentrasi ketidaklarutan, keberadaan partikel pada suatu cairan yang diukur dalam satuan Nephelometric Turbidity Units(NTU). Penting untuk diketahui bahwa kekeruhan adalah ukuran kejernihan sampel, bukan warna.
Air dengan penampilan keruh atau tidak tembus pandang  dapat dipastikan memiliki tingkat ataukadar kekeruhan yang tinggi, sementara air yang jernih atau tembus pandang pasti memiliki kadar kekeruhan lebih rendah. Nilai kekeruhan yang tinggi dapat disebabkan oleh partikel yang terlarut dalam air seperti lumpur, tanah liat, mikroorganisme, dan material organik. Berdasarkan keterangan diatas, kekeruhan bukan merupakan ukuran langsung dari partikel-partikel akan tetapi merupakan suatu ukuran bagaimana sebuah partikel menghamburkan cahaya dalam suatu cairan.

Pengukuran atau analisa kekeruhan dan kejernihan pada air sangat penting dalam proses industri, seperti pada produksi air minum atau minuman, pengolahan makanan, dan instalasi  pengolahan air minum. Serta dalam pengolahan sumber air bersih. Dalam proses pengolahan dan produksi air minum, nilai kekeruhan dapat dijadikan sebagai indikator keberadaan bakteri patogen, atau partikel yang dapat melindungi organisme berbahaya dari proses desinfeksi. Oleh sebab itu, pengukuran tingkat kekeruhan sangat berguna untuk instalasi pengolahan air untuk memastikan kebersihan nya. Pada proses industri, kekeruhan dapat menjadi bagian dari Quality Control untuk memastikan efisiensi dalam pengolahan atau proses industri terkait.

Kekeruhan merupakan keadaan mendung atau kekaburan dari cairan yang disebabkan oleh individu partikel (suspended solids) yang umumnya tidak terlihat oleh mata telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes kunci dari kualitas air. Kekeruhan mengacu pada konsentrasi ketidaklarutan, Keberadaan partikel dalam cairan yang diukur dalam Nephelometric Turbidity Units(NTU). Penting untuk diketahui bahwa kekeruhan adalah ukuran kejernihan sampel, bukan warna.

Air dengan penampilan keruh atau tidak tembus pandang  akan memiliki kekeruhan tinggi, sementara air yang jernih atau tembus pandang  akan memiliki kekeruhan rendah. Nilai kekeruhan yang tinggi disebabkan oleh partikel seperti lumpur, tanah liat, mikroorganisme, dan material organik. Berdasarkan definisi, kekeruhan bukan merupakan ukuran langsung dari partikel-partikel melainkan suatu ukuran bagaimana partikel menghamburkan cahaya.
Turbidity meter merupakan alat pengujian air limbah yang berfungsi untuk mengukur tingkat kekeruhan air. Turbidity meter disebut juga alat ukur kekeruhan air. Seperti kita ketahui ada banyak penyebab tercemarnya air di sekitar kita, misalnya limbah air rumah tangga, industri, pertanian, peternakan, dll. Untuk itu kita memerlukan sebuah alat yang bisa membaca tingkat kekeruhan air yang akan kita teliti, alat inilah yang kita kenal dengan nama Turbidity Meter.

Turbidity Meter disebut juga Alat Ukur Kekeruhan Air


Pringsip kerja turbidimeter secara sederhana
Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :
·         Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang;
·         Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh.
·         Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.
Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung. juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombangnya.










III.       METODELOGI

A.        Waktu dan Tempat
                        Praktikum Rekayasa Pengelolahan Limbah ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 9 Oktober 2014 di Laboratorium Rekayasa Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
B.        Alat dan Bahan
            Bahan  :   Air suling(aquades), air sumur, air limbah mentah dan air limbah   
                            olahan
            Alat     :    Botol sampel, gelas beaker, pipet dan turbiditymeter.
C.        Metode
1.      Siapkan sampel air dan air limbah di dalam botol sampel.
2.      Ambil masing-masing sampel air dan air limbah dari botol sampel kedalam gelas beaker kecil (setengah dari gelas beaker kecil)
3.      Siapkan alat ukur turbidity meter
4.      Masukan sensor turbidity ke dalam sampel
5.      Amati tingkat kekeruhan dari masing-masing sampel air tersebut dan catat nilainya setelah stabil.
 





IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN

A.        Hasil Pengamatan
Hasil pengukuran Turbidity
No
Sampel Percobaan
Turbidity ( NTU )
1
Air aquades
0,37
2
Air sumur
0,68
3
Air sungai
0,94
4
Air Limbah Mentah
329

5.

Air Limbah Olahan

-



Pada pengamatan tingkat kekeruhan pada sampel, pengamatan sampel pertama adalah yang paling terlihat jernih ke sampel yang paling keruh. Pengurutan ini dilakukan supaya sampel yang akan diamati tidak terkontaminasi/tercampur dengan sisa-sisa dari sampel yang telah diamati sebelumnya. Sehingga sampel yang pertama kali diamati adalah sampel air aquades, karena lebih jernih dari sampel-sampel yang lain dan sampel terakhir diamati adalah sampel air limbah mentah karena sample ini adalah sampel yang paling keruh dari yang lainnya. Selain penentuan urutan hal penting lainnya yaitu adalah kebersihan dari gelas sampel itu sendiri. Kebersihan ini harus diperhatikan karena bila masih ada sampel dari penelitian sebelumnya, ini akan mempengaruhi tingkat kekeruhan dari sampel yang akan diteliti.

Dari hasil pengamatan didapatkan nilai turbidity/kekeruhan dari tiap-tiap sampel. Pada sampel aquades nilai tingkat kekeruhannya adalah 0,37 NTU dan pada sampel air sumur memiliki nilai turbidity yang lebih tinggi dari air aquades yaitu 0,68 NTU. Pada air sungai didapatkan hasil turbiditynya sebesar 0,94 NTU dan terakhir pada sampel air limbah mentah memiliki tingkat kekeruhan yang paling besar dari yang lainnya yaitu sebesar 329 NTU. Pada sampel air limbah olahan tidak dihitung besar tingkat kekeruhan karena sampel tidak ada. Limbah yang digunakan pada praktikum ini adalah limbah dari air olahan tahu.

Pada pengamatan tubidity hal yang harus diperhatikan lainnya adalah buih pada sampel. Karena bila saat pengukuran terdapat buih pada sampel, ini akan mempengaruhi tingkat kekeruhannya dan hasil pengamatanya pun tidak akurat.



V.        KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah
1.       Besar tingkat kekeruhan dari tiap-tiap sampel adalah air aquades 0,37 NTU ; air sumur adalah 0,63 NTU ; air sungai adalah 0,94 ; limbah mentah adalah 329 NTU.
2.       Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penghitungan tingkat kekeruhan sampel yaitu urutan pengamatan tiap sampel, kebersihan dari gelas sampel dan buih pada sampel.





DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2014,  http://multimeter-digital.com/pengertian-dan-penggunaan-turbidity-meter.html, diakses  pada tanggal 15 Oktober 2014
Anonim, 2014, http://indo-digital.com/turbidity-meter-disebut-juga-alat-ukur kekeruhan-air.html , diakses pada tanggal 15 Oktober 2014
Kautsar, Ahmad, 2010,“Turbidimeter”, scribd.com. www.scribd.com, Diakses pada tanggal 15 Oktober  2014

M, Khopkar S.1984, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta: UIN-Press

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad