KOMUNIKASI
SOSIAL DALAM
PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TAMAN SARI KECAMATAN
LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG
(Tugas Responsi Pengembangan Masyarakat)
Disusun Kelompok 11:
Ardhian Rizki A 1214071012
Chandra Afrian 1214071022
Septiana Sari 1214071068
Septian Trisaputra 1314071052
Yunus Dwi K 1014071015
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2015
I. PENDAULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengembangan
masyarakat (community development) dipandang sebagai strategi yang tepat untuk
memberdayakan dan menigkatkan taraf hidup masyarakat luas. Namun perlu diingat
bahwa setiap masyarakat mempunyai tradisi dan adat-istiadat yang berbeda, yang
dapat menjadi potensi yang dapat dikembangkan sebagai modal sosial. Untuk itu
dalam upaya pengembangan masyarakat, dibutuhkan strategi dan pendekatan yang
tepat. Selain itu, perlu juga dilakukan pembahasan pengembangan masyarakat
dalam konteks beragam pendekatan yang dapat dipandang sebagai cara-cara
alternatif dalam melaksanakan pengembangan masyarakat.
Dalam pengembangan
masyarakat dapat dibantu dengan adanya program-program yang dibuat sesuai
kebutuhan masyarakat sekitar. Program-program yang dibuat harus mengandung 5
elemen pengembangan masyarakat, yaiut : advokasi, pengorganisasian komunitas,
pengembangan jaringan, pengembangan kapasitas dan komunikasi, informasi, dan
edukasi. Dalam hal ini elemen Komunikasi, informasi dan edukasi sangat penting
dalam membangun sebuah program pengembangan masyarakat. Dimana komunikasi dapat
membuat berbagai pihak – pihak yang diperlukan agar terlibat dalam program.
Komunikasi dalam pelaksanaa program
pembangunan sering disebut dengan komunikasi sosial. Komunikasi sosial dapat
dijadikan sebagai indikator dalam menganalisis proses-proses pelaksanaan
program pengembangan masyarakat.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dalam pengamatan
yang dilakukan di Kelurahan Tamansari Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung yaitu :
1.
Mengetahui komunikasi sosial dalam
pengembangan masyarakat
2.
Mengetahui komunikasi sosial apa saja
yang ada di kelurahan tamansari dalam pengembangan masyarakat
II.
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Komunikasi Sosial
Komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang,kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan
orang lain. Pada umumnya,
komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Apabila
tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
dengan bahasa nonverbal.
3.2. Komponen, Proses dan Model Komunikasi
1.
Komponen Komunikasi
Komponen
komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung
dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
a) Pengirim
atau komunikator (sender)
adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
b) Pesan
(message) adalah isi atau
maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
c) Saluran
(channel) adalah media dimana
pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka)
saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
d) Penerima
atau komunikate (receiver)
adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
e) Umpan
balik (feedback) adalah
tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
Aturan
yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan
dijalankan.
2. Proses
Komunikasi
Secara
ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut:
a) Komunikator
(sender) yang mempunyai maksud
berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud.
Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam
bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua
pihak.
b) Pesan
(message) itu disampaikan atau
dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak
langsung. Contohnya berbicara langsung
melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya. media
(channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.
c) Komunikan
(receiver) menerima pesan yang
disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang
dimengerti oleh komunikan itu sendiri. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya,
apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
3. Model
– Model Komunikasi
Dari
berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini akan dibahas tiga model
paling utama, serta akan dibicarakan pendekatan yang mendasarinya dan bagaimana
komunikasi dikonseptualisasikan dalam perkembangannya.
a)
Model
Komunikasi Linear
Model
komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren
Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication. Mereka mendeskripsikan
komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan
telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana
informasi melewati berbagai saluran (channel).
Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear communication model). Pendekatan ini terdiri atas
beberapa elemen kunci: sumber (source),
pesan (message) dan penerima (receiver). Model linear berasumsi
bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan
pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses
komunikasi.
b) Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm
pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari
pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses
melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para
peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang
mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui
pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa model ini menempatkan
sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang
penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.
c)
Model
transaksional
Model
komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model
ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara
terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat
transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama
bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang
terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus
mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan
nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses
negosiasi makna.
3.3.
Elemen – Elemen Komunikasi Sosial
Elemen-elemen dalam
komunikasi sosial yaitu: (a) angka partisipasi, (b) masyarakat, (c) fungsi
informasi, interpretasi dan hiburan, dan (d) budaya kelompok. Namun
elemen-elemen tersebut yang terkait dalam artikel ini yaitu partisipasi,
masyarakat, fungsi informasi dan budaya. Atau disimpulkan bahwa semua elemen
dalam komunikasi sosial terdapat dalam artikel ini. Berikut ini ulasan
singkatnya:
a. Partisipasi
Partsipasi merupakan
bentuk sikap aktif untuk bekerjasama, dan menjadi suatu hal yang baik untuk
menjadi salah satu langkah untuk menyuburkan interaksi yang harmonis.
Partsipasi ini sebenarnya telah menjadi kekayaan masyarakat Maluku sebelum terjadi
konflik perpecahan, dimana sebelum hal ini terjadi, dua keyakinan yang berbeda
hidup berdampingan dan saling bergotong royong jika ada yang memerlukan banyak
tenaga (hal.6). Partisipasi terbentuk bila diawali dengan komunikasi tatap muka
interpersonal. Hal ini menumbuhkan kebersamaan dan komunitas yang kuat. Ini
juga terlihat dalam masyarakat desa Idamdehe ketika membangun sekolah.
b. Masyarakat
Ketika berbicara
mengenai komunikasi sosial, hal yang harus ada adalah masyarakat atau komunitas
yang akan menjalani komunikasi itu sendiri. Dalam artikel ini terdiri suatu
masyarakat yang berada dalam satu payung yang sama yaitu “etnisitas” (hal.1),
dimana dalam satu payung tersebut terdapat dua keyakinan yang berbeda yang
dalam kehidupannya disatukan dan diikat dalam suatu kesamaan etnis.
c. Informasi
Terkait dengan
komunikasi, informasi merupakan suatu modal dalam komunikasi itu sendiri,
dimana informasi tersebut dibungkus dalam satu pesan untuk didistribusikan oleh
sumber kepada penerima pesan. Dalam kaitannya dengan masalah dalam artikel ini,
informasi yang seharusnya diperoleh setiap individu masyarakat, kini porsinya
telah berkurang, lantaran disebabkan oleh terdegradasinya pola komunikasi
interpersonal tatap muka, sehingga jalinan komunikasi diantara mereka semakin
terbatas, sehingga memungkinkan terjadinya misscommunication dan berujung pada
kesalah pahaman dan konflik. Karena kurangnya interaksi komunikasi itulah
menyebabkan satu sama lain tidak memiliki informasi yang benar dan akurat.
d. Budaya
Budaya
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam masyarakat. Masyarakat yang berbeda
memiliki budaya yang berbeda. Dengan budaya yang berbeda pola komunikasinya pun
berbeda yang disesuaikan dengan budaya tersebut. Di tengah masyarakat Maluku
terdapat budaya yang unik yang berpengaruh terhadap pola komunikasi. Mekanisme
tradisional yang disebut pela (hal.6) menjadi salah satu hal untuk menciptakan
kehidupan yang harmonis dimana dua keyakinan yang berbeda mampu hidup
berdampingan bahkan saling bersikap arif dengan diwujududkan dalam bergotong
royong. Namun mekanisme tradisional ini tergerus oleh sistem pemerintahan yang
sangat terpusat.
3.4.
Program
Pengembangan Masyarakat
Adapun
program kerja Kelurahan Labuhan Ratu Raya yang saat ini di pimpin oleh Bpk.
H.M.Gandhi HZ, SE Antara lain :
1.
Selaku aparat sebagai pelayan masyarakat
2.
Menata serta membina lingkungan
masyarakat
3.
Setiap kegiatan selalu melibatkan tokoh
masyarakat dan warga
Program kerja bulanan kelurahan Labuhan
Ratu Raya :
1.
Mengevaluasi realisasi PBB
2.
Melaksanakan Jum’at bersih
Program
kerja tahunan kelurahan labuhan Ratu Raya :
1.
Pembunaan perangkat kelurahan, RT &
Lingkungan secara rutin
2.
Merumuskan program pembangunan skala
prioritas
3.
Meningkatkan pelayanan prima terhadap
masyarakat
4.
Meningkatkan kembali budaya gotong
royong
5.
Meningkatkan peran PKK, PAUD, Posyandu,
& Pengajian rutin
Program
pengembangan masyarakat yang telah dijalani :
1.
Kiat Lurah dalam rangka meningkatkan
peran serta RT/Lingkungan & Tokoh masyarakat dalam pembanguan kelurahan dengan cara selalu
berkoordinasi dan melibatkan RT/Lingkungan dan berkoordinasi melibatkan tokoh
masyarakat.
2.
Tindakan yang dilakukan apabila musibah
kebakaran/Banjir/longsor yaitu segera melakukan koordinasi instansi BPBD,
segera merujuk warga tersebut ke poskeskel terdekat yang telah di sediakan.
3.
Menerapkan kegiatan Ronda malam untuk
ketertiban serta keamanan rumah warga kelurahan Labuhan Ratu Raya dengan cara
membagi tugas atau jadwal jaga malam pos ronda dan Berkoordinasi dengan RT .
4.
Pelayanan Posyandu dengan menghimbau
kepada masyarakat yang memiliki bayi dan balita untuk datang ke posyandu dengan
tujuan memeriksa kesehatan bayi dan balita.
5.
Pelayanan Poskeskel
6.
Pendistribusian raskin
7.
Pelatihan kesadaran KB melalui PKK
8.
Pembrantasan Narkoba untuk anak-anak
muda bekerjasama dengan BNN BNN
9.
Bercocok tanam di area dekat Kelurahan
Labuhan Ratu Raya
3.5.
Komunikasi
Sosial Dalam Pengembangan Masyarakat Kelurahan Labuhan Ratu
Dalam
menerapkan program pengembangan masyarakat yang telah di buat oleh kelurahan
Labuhan Ratu Raya sangat dibutuhkan komunikasi yang baik antara warga dengan
pemerintah agar program-program tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Upaya
– upaya yang dilakukan oleh pihak kelurahan dalam menjalin hubungan baik dengan
warga yaitu dengan cara :
1. Menata
serta membina lingkungan masyarakat
2. Setiap
kegiatan selalu melibatkan tokoh masyarakat dan warga
3. Pembunaan
perangkat kelurahan, RT & Lingkungan secara rutin
4. Merumuskan
program pembangunan skala prioritas
5. Meningkatkan
pelayanan prima terhadap masyarakat
6. Meningkatkan
kembali budaya gotong royong
7. Meningkatkan
peran PKK, PAUD, Posyandu, & Pengajian rutin
Dengan
adanya upaya tersebut diharapkan membangun komunikasi sosial masyarakat dapat meningkatkan hubungan yang
baik dan terkoordinasi dalam program pengembangan masyarakat.
III.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari pengamatan yang
dilakukan :
1.
Komunikasi dalam pelaksanaa program
pembangunan sering disebut dengan komunikasi sosial, komunikasi sosial dapat
dijadikan sebagai indikator dalam menganalisis proses-proses pelaksanaan
program pengembangan masyarakat.
2. Komunikasi sosial yang dilakukan Kelurahan Labuhan Ratu Raya
yaitu
dengan cara selalu berkoordinasi dan melibatkan RT/Lingkungan dan berkoordinasi
melibatkan tokoh masyarakat dalam membuat sebuah program.
Daftar Pustaka
No comments:
Post a Comment