STRATEGI
DAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TAMAN SARI KECAMATAN LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG
(Tugas
Responsi Pengembangan Masyarakat)
Disusun Kelompok 11:
ARDHIAN RISKI A 1214071012
CHANDRA AFRIAN 1214071022
SEPTIANA SARI 1214071068
SEPTIAN TRISAPUTRA 1314071052
YUNUS DWI K 1014071015
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2015
I. PENDAULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengembangan
masyarakat (community development) dipandang sebagai strategi yang tepat untuk
memberdayakan dan menigkatkan taraf hidup masyarakat luas. Namun perlu diingat
bahwa setiap masyarakat mempunyai tradisi dan adat-istiadat yang berbeda, yang
dapat menjadi potensi yang dapat dikembangkan sebagai modal sosial. Untuk itu dalam
upaya pengembangan masyarakat, dibutuhkan strategi dan pendekatan yang tepat.
Selain itu, perlu juga dilakukan pembahasan pengembangan masyarakat dalam
konteks beragam pendekatan yang dapat dipandang sebagai cara-cara alternatif
dalam melaksanakan pengembangan masyarakat.
Dalam
konsep pengembangan masyarakat dikenal dengan istilah komunitas, dimana
komunitas diartikan sebagai warga dalam
wilayah tertentu yang memiliki tujuan bersama.
Dalam model pengembangan masyarakat pada dasarnya memiliki beberapa persama
dan perbedaan dengan ilmu penyuluhan.
Ilmu penyuluhan sangat diperlukan, karen ilmu ini memepelajari tentang
cara berkomunikasi yang baik dengan masyarakat. Dalam hal ini
maka diperlukan strategi-strategi serta pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah
untuk mempermudah dalam menerapkan pengembangan masysarakat.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dalam
pengamatan yang dilakukan di Kelurahan Tamansari Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung yaitu :
1.
Mengetahui strategi pengembangan
masyarakat
2.
Mengetahui pendekatan dalam penerapan
pengembangan masyarakat
II.
PEMBAHASAN
3.1. Gambaran
Wilayah
Gambaran Umum Kelurahan Labuhan Ratu Raya
A.
Batas Administrasi
Kelurahan
Tamansari termasuk dalam Kecamatan
Labuhan Ratu, yang merupakan salah satu bagian
wilayah Kota Bandar lampung , memiliki luas wilayah sebesar 182 Ha.
Secara administratif Kelurahan labuhan Ratu dibatasi oleh :
•
Bagian Selatan : Kali sebelah
kantor camat
•Bagian
Utara : Perbatasan stasiun
Kereta Api
•Bagian
Timur : Gerbang pom bensin
Soekarno Hatta
•Bagian
Barat : Jalan Garuda
B. Kondisi
Geografis
Secara
Geografis Kelurahan Labuhan Ratu Raya
berada di 105°15'2.23" BT
5°21'33.86" LS dan
105°15'49.82" BT 5°22'38.28" LS. Berjarak 1,00 km dari
ibukota kecamatan dan 7,00 km dari ibukota Bandar Lampung Kelurahan Labuhan
Ratu Raya Kecamatan Labuhan Ratu memiliki bentuk wilayah datar sebesar 43% dari
total keseluruhan luas wilayah. Kelurahan jika ditinjau dari sudut ketinggian tanah,
berada pada ketinggian +60m diatas
permukaan air laut. Suhu maksimum dan minimum di Kelurahan Tamansari berkisar 280C.
C.
Infrastruktur
Potensi kelembagaan yang ada di Kelurahan Pelabuhan
ratu Raya, meliputi lembaga politik, peribadatan, perangkat kelurahan,
kesehatan, dan sekolah yang ada di Kelurahan Pelabuhan Ratu Raya,.
1.
Lembaga Politik
Ada terdapat berbagai lembaga politik dalam bentuk
partai yang ada di Kelurahan Pelabuhan Ratu Raya, seperti Partai Demokrat,
Partai Golkar, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Persatuan
Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Hati
Nurani Rakyat, dan partai-partai politik lainnya.
2.
Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan tempat yang digunakan
oleh umat beragama untuk beribadah sesuai dengan ajaran agama mereka
masing-masing. Di Kelurahan Pelabuhan Ratu
Raya, terdapat beberapa sarana peribadatan, yaitu :
-Mesjid 15 Gedung
-Mushalla 1 Gedung
-Gereja 1 Gedung
3.
Perangkat Kelurahan
Di Kelurahan Pelabuhan Ratu Raya, terdapat beberapa
perangkat kelurahan yang bertugas untuk membantu memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Jumlah perangkat kelurahan itu, yakni :
-Kepala urusan 4 Orang
-Kepala Lingkungan Staf 2 Orang
-RT ( Rukun Tetangga ) 19 0rang
4.
Sarana Kesehatan
Di Kelurahan Pelabuhan Ratug Raya juga terdapat
berbagai sarana kesehatan, yang berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Jumlah sarana kesehatan yang
terdapat di Kelurahan Pematang Raya adalah sebagai
berikut :
-Jumlah Posyandu 8 Gedung
-Jumlah Poskeskel Pembantu 1 Gedung
5.
Sarana Sekolah
Di Kelurahan Pelabuhan Ratu Raya juga terdapat
beberapa sarana sekolah, tempat menimba ilmu bagi para generasi muda Indonesia,
khususnya yang ada di Kelurahan Pelabuhan Ratu Raya. adalah sebagai berikut :
-PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) 3 Gedung
-SD ( Sekolah Dasar ) 3 Gedung
- SMP ( Sekolah Menengah Pertama) 2 Gedung
-SMA ( Sekolah Menengah Atas) 1 Gedung
D. Kependudukan
Jumlah
Penduduk dan Jumlah KK Kelurahan Labuhan Ratu memiliki jumlah penduduk sebesar
5.582 jiwa, terdiri dari 2.773 jiwa laki-laki dan 2.808 jiwa perempuan. Jumlah
kepala keluarga (KK) di kelurahan Labuhan Ratu Raya 1.600 KK. Banyaknya RT 18
orang.
3.1.2
Program
Pengembangan Masyarakat
Adapun
program kerja Kelurahan Labuhan Ratu Raya yang saat ini di pimpin oleh Bpk.
H.M.Gandhi HZ, SE Antara lain :
1.
Selaku aparat sebagai pelayan masyarakat
2.
Menata serta membina lingkungan
masyarakat
3.
Setiap kegiatan selalu melibatkan tokoh
masyarakat dan warga
Program kerja bulanan kelurahan Labuhan
Ratu Raya :
1.
Mengevaluasi realisasi PBB
2.
Melaksanakan Jum’at bersih
Program
kerja tahunan kelurahan labuhan Ratu Raya :
1.
Pembunaan perangkat kelurahan, RT &
Lingkungan secara rutin
2.
Merumuskan program pembangunan skala
prioritas
3.
Meningkatkan pelayanan prima terhadap masyarakat
4.
Meningkatkan kembali budaya gotong
royong
5.
Meningkatkan peran PKK, PAUD, Posyandu,
& Pengajian rutin
Program
pengembangan masyarakat yang telah dijalani :
1.
Kiat Lurah dalam rangka meningkatkan
peran serta RT/Lingkungan & Tokoh masyarakat dalam pembanguan kelurahan dengan cara selalu
berkoordinasi dan melibatkan RT/Lingkungan dan berkoordinasi melibatkan tokoh
masyarakat.
2.
Tindakan yang dilakukan apabila musibah
kebakaran/Banjir/longsor yaitu segera melakukan koordinasi instansi BPBD,
segera merujuk warga tersebut ke poskeskel terdekat yang telah di sediakan.
3.
Menerapkan kegiatan Ronda malam untuk
ketertiban serta keamanan rumah warga kelurahan Labuhan Ratu Raya dengan cara
membagi tugas atau jadwal jaga malam pos ronda dan Berkoordinasi dengan RT .
4.
Pelayanan Posyandu dengan menghimbau
kepada masyarakat yang memiliki bayi dan balita untuk datang ke posyandu dengan
tujuan memeriksa kesehatan bayi dan balita.
5.
Pelayanan Poskeskel
6.
Pendistribusian raskin
7.
Pelatihan kesadaran KB melalui PKK
8.
Pembrantasan Narkoba untuk anak-anak
muda bekerjasama dengan BNN BNN
9.
Bercocok tanam di area dekat Kelurahan
Labuhan Ratu Raya
3.1.2
Wajib
Kelurahan
Adapun
yang menjadi wajib Kelurahan Pelabuhan Ratu Raya adalah sebagai berikut :
·
Kepemimpinan
·
Penguasaan data wilayah
·
Penguasaan peraturan dan
perundang-undangan
·
Pemeliharaan dan pembinaan administrasi
kelurahan
·
Pembinaan koperasi atau kelompok koperasi
·
Pelaksanaan 5K
·
Meningkatkan partisipasi dan gotong royong masyarakat
·
Meningkatkan pendapatan asli daerah
·
Pembinaan perangkat kelurahan lingkungan/RW/RT lembaga
desa
·
Pembinaan PKK
Pada pasal 9 diterangkan Rincian Tugas Jabatan Pada
Organisasi Kelurahan sebagai berikut: lurah
mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta
melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati. Pada pasal 9 butir 2 diterangkan
tentang rincian tugas Lurah sebagai berikut :
a. Melaksanakan
urusan administrasi pemerintahan dan pengaturan kehidupan masyarakat yang
dilimpahkan kepada lurah.
b. Membuat
Program Kerja Tahunan dengan mengacu pada program kerja Pemerintah Kecamatan.
c. Merumuskan
kebijakan Pemerintahan Kelurahan.
d. Merumuskan
dan menetapkan kebijakan-kebijakan pelayanan umum di lingkungan Kelurahan.
e. Menetapkan
prosedur pedoman teknis terhadap kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan.
f. Mengadakan
pemberdayaan dan pelayanan masyarakat.
g. Mengadakan
pembinaan lembaga kemasyarakatan.
h. Menyelenggarakan
dan membina keamanan dan ketertiban umum wilayah kerja.
i.
Melaksanakan pembinaan karier pegawai di lingkungan
Kelurahan.
j.
Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsinya kepada atasan.
k. Melaksanakan
tugas-tugas di bidang kepegawaian.
l.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3.1.3 Kendala Pengembangan masyarakat
Adapun kendala yang dihadapi dalam Pengembangan
Masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Hampir
seluruh wilayah merupakan lahan permukiman, hal ini ditandai dengan tidak
adanya lahan pertanian dan perkebunan. Seluruh kawasan sudah terlayani jaringan
listrik oleh PLN, dengan jumlah sambungan 1.110 pelanggan.
2. Kondisi jalan
rata-rata baik sampai dengan rusak ringan.kendala perbaikannya jalan adalah
biay, namun Sebagian besar kawasan sudah terlayani jaringan jalan dengan
perkerasan dengan lebar minimal 2 m.
3. Untuk sarana
drainase masih relatif kurang, hanya tersedia di ruas jalan utama.
4. Untuk sistem
sanitasi masih bersifat individual.
5. Fasilitas
olahraga dan taman terdekat kawasan GOR Saburai. Jauh dan masih menumpang.
6. Transportasi
umum yang melayani kawasan adalah bus Trans Bandar Lampung,
7. Kegiatan PKK
bercocok tanam di area dekat Kelurahan, yang mana perkebunan yang tidak terawat
dengan baik serta kurangnya penjagaan sehingga tanaman banyak yang rusak dan
kekeringan.
8. Kurangnya
peran aktif masyarakat
9. Kurang
maksimalnya sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat
10. Berkurangnya
jumlah orang yang terjadwal Ronda malam
3.1.4 Hasil Yang Di Dapatkan Dalam Program
Pengembangan Masyarakat
Adapun pencapaian hasil dari Program Pengembangan
Masyarakat adalah sebagai Berikut :
1. Tercapainya
Pelayanan kesehatan posyandu, poskeskel
2. Mendapatkan
Hasil panen Perkebunan PKK tiap masing-masing RT, yang kemudian hasil
perkebunan dibagikan kepada warga yang membutuhkan.
3. Pembinaan
PKK yang lancar dan berjalan dengan baik
4. Pendistribusian
raskin terpenuhi
3.2
Pembahasan
3.2.1 Strategi Pengembangan Masyarakat
Ada 3 (tiga) strategi dasar dalam pengembangan
masyarakat, yaitu Strategi Empiris-rasional, Strategi Normatif-reedukatif, dan
Strategi Kekuasaan-Paksaan (Power-Coercive). Seperti dijelaskan pada bagian
terdahulu, pemilihan strategi yang tepat didasarkan kepada asumsi-asumsi yang
digunakan oleh perencana terhadap kondisi masyarakat. Asumsi tentang masyarakat
memberikan pijakan kepada perencana untuk mennetukan berbagai hal yang harus
dipersiapkan dan dilakukan kemudian dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
1.
Strategi Empiris-Rasional
Strategi Empiris Rasional didasarkan pada
asumsi-asumsi sebagai berikut:
a)
Manusia adalah mahluk rasional. Dengan demikian, musuh utama
rasionalitas manusia adalah kebodohan dan tahayul.
b)
Manusia akan mengikuti kepentingan dirinya yang rasional.
c)
Manusia akan menerima perubahan jika perubahan tersebut dapat diterima
dan dibenarkan secara rasional. Untuk itu, agen perubahan harus dapat
menunjukkan manfaat perubahan bagi sasaran perubahan. Karena apabila manfaat
dari perubahan itu tidak dapat mereka terima atau tidak dapat terbukti, maka
mereka tidak dapat meyakini perlunya perubahan bagi mereka.
Tujuan yang ingin dicapai adalah perubahan
pengetahuan melalui informasi atau dasar pemikiran intelektual.
2.
Strategi Normatif-Reedukatif
Strategi Normatif-reedukatif didasarkan pada asumsi
sebagai berikut:
a) Pola
tindakan dan perilaku warga masyarakat didukung oleh
b)
Norma-norma sosial-budaya, dan
c) Komitmen
individu terhadap norma-norma.
d) Norma
sosial-budaya didukung oleh sikap dan sistem nilai dari indvidu (pandangan
normatif yang memperkuat komitmen mereka).
e)
Perubahan pola perilaku atau tindakan masyarakat hanya kaan terjadi jika
orang dapat digerakan hatinya untuk mengubah orientasi normatif terhadap pola
lama dan mengembangkan komitmen terhadap pola yang baru.
Tujuan yang ingin dicapai adalah perubahan siskap,
perasaan, dan pola hubungan.
3.
Strategi Power-Coercive
Strategi Power-coercive didasarkan kepada asumsi:
1)
Manusia akan mengikuti keinginan dari pihak lain yang dipandangkan
memiliki kekuasaan lebih besar. Terlebih lagi bila sebagian sumber pemenuhan
kebutuhan dia berada pada pihak tersebut.
2)
Masyarakat yang memiliki tingkat intelektual yang rendah dan situasi
masyarakat yang anomi menuntut peran yang lebih besar dari penguasa untuk
melakukan inisiatif dan pengaturan.
3)
Manusia akan mengikuti perubahan yang terjadi ketika tidak memiliki daya
daya tawar dan kemampuan untuk mengoreksi.
4) Unsur
kekuasaan yang digunakan :
a)
Kekuasaan Politik
b)
Kekuasaan Ekonomi
c)
Kekuasaan Moral.
Tujuan yang ingin dicapai perubahan orientasi dan
kemauan mengikuti arah perubahan. Sebagai strategi dasar, operasionalisasinya
akan terkait dengan pendekatan dan model pengembangan masyarakat yang
digunakan. Untuk itu, perlu diperhatikan komponen-komponen yang perlu
diperhatikan dalam menyusun strategi pengembangan masyarakat.
2.2
Pendekatan-pendekatan dalam Pengembangan masyarakat
Robert C Anderson, Jon A Blubaugh, dan Huey B Long
(para editor), di dalam buku mereka yang berjudul “Approaches to Community
Development,” menguraikan ada enam pendekatan CD yaitu :
1.
Pendekatan komunitas (community approach)
2.
Pendekatan menolong diri sendiri dengan informasi (information self-help
approach)
3.
Pendekatan tujuan khusus, pemecahan masalah (special-purpose,
problem-solving approach)
4.
Pendekatan demonstrasi (demonstration approach)
5. Pendekatan
eksperimental (experimental approach)
6.
Pendekatan konflik kekuasaan (powerconflict approach).
Lee J Cary (dalam buku yang sama) menjelaskan
pendekatan komunitas menekankan tiga fitur atau bentuk pendekatan yang berbeda
yaitu :
1. Artisipasi
popular atau partisipasi luas (popular or broad-based participation)
2.
Komunitas sebagai konsep penting (community as an important concept)
3.
Terkait dengan holistik alami (holistic-nature concern).
Sedangkan pendekatan special purpose lebih
menekankan pada persoalan khusus sebagai sasaran resolusi (Richard Thomas di
dalam buku yang sama Bab IV). Thomas mengilustrasikan persoalan air yang sangat
khusus melewati keterbatasan kriteria lokasi dari komunitas.
Haward Y McClusky menguraikan pendekatan
“information self-help” mengikuti logika dari pendekatan komunitas dan “special
purpose” dengan tesis: informasi yang tepat dan bisa diaplikasikan oleh peserta
CD yang memiliki pengetahuan pada waktu yang pas bisa membuat perbedaan dalam
perngembangan komunitas.
Strategi pendekatan eksperimental menerapkan
rancangan semi-eksperimental untuk kegiatan CD (dijelaskan oleh William McNally
Eversen dalam buku yang sama).
George S Abshier menjelaskan perbedaan antara
pendekatan eksperimental dengan demonstrasi yaitu kalau pendekatan
eksperimental mencari jawaban sedangkan pendekatan demonstrasi percaya jawaban
sudah tersedia di komunitas.
Raphael J Salmon dan George A Tapper menjelaskan
pendekatan dinamis terkait dengan konflik kekuasaan (power conflict approach).
Tesis mereka: kekuasaan adalah kekuatan atau tenaga di dalam CD. Mereka melihat
definisi lama kekuasaan harus diperluas dalam konteks masyarakat masa kini.
Jack Rothman menguraikan ada tiga pendekatan dalam
community development (“Three Models of Community Organization Practice” di
dalam F Cox, J. Erlich, J Rothman, dan J Tropman (Eds) “Strategies of Community
Organization: A Book of Readings.”). Ketiga pendekatan atau model itu adalah
1.
localitydevelopment approach
2. Social
planning approach
3. Social
actionapproach.
Dari esensinya, keenam pendekatan Anderson,
Blubaugh, dan Long itu ada di dalam tiga pendekatan yang diajukan Rothman.
Rothman menggunakan 12 variable praktis untuk ketiga model CD-nya yaitu :
1. Tujuan
(goal categories)
2. Asumsi
terkait dengan struktur komunitas dan kondisi persoalan (assumptions concerning
community struture and problemconditions)
3.
Strategi perubahan (basic change strategy)
4.
Karakteristik taktik dan teknik perubahan (characteristic change tactics
and techniques)
5. Peran
penting praktisi (salient practitioner roles)
6. Medium
perubahan (medium of change)
7.
Orientasi pada struktur kekuasaan (orientation towardpower structures)
8.
Definisi batas dari sistem klien atau konstituensi komunitas (boundary
definitions of the community client system or constituency)
9. Asumsi
terkait dengan kepentingan subbagian komunitas (assumptions regardinginterests
of community subparts)
10. Konsepsi
kepentingan publik (conception of public interest)
11. Konsepsi
dari populasi atau konstituensi klien (conception of the client population or
constituency)
12. Konsepsi
peran dari klien (conception of client role).
Locality development approach beranggapan bahwa perubahan
komunitas bisa terjadi optimal melalui partisipasi luas dari berbagai spektrum
masyarakat di tingkat lokal dalam menetapkan tujuan dan aksi. Komunitas
dibatasi oleh wilayah geografis tertentu.
Tujuan dari pendekatan locality development adalah
meningkatkan kapasitas komunitas, mengintegrasikan komunitas dan membantu
komunitas lebih mandiri, sehingga mampu menyelesaikan masalah. Pendekatan ini
mengasumsikan ada hubungan yang tidak serasi, ada persoalan standar moral, dan
komunitasnya adalah komunitas tradisional yang statis. Penerapan pendekatan ini
dalam strateginya adalah melibatkan seluruh anggota komunitas untuk mencapai
konsensus melalui komunikasi dan diskusi.
Praktisi yang menjalankan CD berperan sebagai
katalisator atau trainer. Praktisi sebagai katalisator mendorong pembentukan
kelompok kerja untuk mencari penyelesaian masalah. Pendekatan ini melihat
kekuasaan ada pada anggota di dalam struktur komunitas.
2.3 Perbedaan
Pendekatan
Cary, Ia menjelaskan mengenai perluasan tiga
keistimewaan tersendiri dari pendekatan komunitas, yaitu : populer, atau
berdasarkan partisipasi, komunitas sebagai satu konsep yang oenting, dan
holistic sebagai fokus.
Thomas. Ia menekankan secara jelas bahwa “masalah
yang khusus” adalah target dari resolusi, dengan tidak mengabaikan teori yang
dikemukakan Cary.
Mc Clunsky. Ia menjelaskan mengenai teori yang
dikemukakan Cary dan Thomas dengan lebih logis. Teorinya menjelaskan bahwa
informasi yang benar, akan membuat masyarakat yang berpartisipasi menjadi lebih
luas pengetahuannya dalam strategi ketika dilakukan, sehingga dapat membuat
perbedaan yang jelas dalam proses pengambangan masyarakat.
Evensen. Ia menjelaskan hampir sama dengan yang
telah dikemukakan oleh Cary, Thomas, dan Mc Clunsky. Ia menjelaskan mengenai fokus
yang semakin berkembang diantara agen dan institusi dalam proses pengembangan
masyarakat.
Absher.
Ia menekankan kepada perbedaan diantara program ekperimental yang benar- benar
terjadi dengan demonstrasi. Maksudnya
adalah kegiatan pendekatan eksperimental dilakukan dalam rangka mencari
jawaban, sedangkan demonstrasi dilakukan dengan keyakinan bahwa jawaban
tersebut telah ada.
3.2.2. Strategi dan pendekatan pengembangan
masyarakat di Kelurahan Labuhan Ratu Raya
Adapun
strategi dan pendekatan yang dilakukan oleh kelurahan Labuhan Ratu Raya dia
antaranya :
1. Kiat
Lurah dalam rangka meningkatkan peran serta RT/Lingkungan & Tokoh
masyarakat dalam pembanguan kelurahan
dengan cara selalu berkoordinasi dan melibatkan RT/Lingkungan dan berkoordinasi
melibatkan tokoh masyarakat.
2. Menerapkan
kegiatan Ronda malam untuk ketertiban serta keamanan rumah warga kelurahan
Labuhan Ratu Raya dengan cara membagi tugas atau jadwal jaga malam pos ronda
dan Berkoordinasi dengan RT .
3. Pelayanan
Posyandu dengan menghimbau kepada masyarakat yang memiliki bayi dan balita
untuk datang ke posyandu dengan tujuan memeriksa kesehatan bayi dan balita.
4. Bercocok
tanam di area dekat Kelurahan Labuhan Ratu Raya
Adapun
program kerja Kelurahan Labuhan Ratu Raya yang saat ini di pimpin oleh Bpk.
H.M.Gandhi HZ, SE Antara lain :
4. Selaku
aparat sebagai pelayan masyarakat
5. Menata
serta membina lingkungan masyarakat
6. Setiap
kegiatan selalu melibatkan tokoh masyarakat dan warga
Program
kerja bulanan kelurahan Labuhan Ratu Raya :
3. Mengevaluasi
realisasi PBB
4. Melaksanakan
Jum’at bersih
Program
kerja tahunan kelurahan labuhan Ratu Raya :
6. Pembunaan
perangkat kelurahan, RT & Lingkungan secara rutin
7. Merumuskan
program pembangunan skala prioritas
8. Meningkatkan
pelayanan prima terhadap masyarakat
9. Meningkatkan
kembali budaya gotong royong
10. Meningkatkan
peran PKK, PAUD, Posyandu, & Pengajian rutin
III.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari pengamatan yang
dilakukan :
1. Strategi yang dilakukan Kelurahan
Labuhan Ratu Raya yaitu dengan cara selalu berkoordinasi dan
melibatkan RT/Lingkungan dan berkoordinasi melibatkan tokoh masyarakat
Pendekatan yang
dilakukan dalam pelaksanaan program kerja yaitu selalu berkoordinasi dan
mengikutsertakan tokoh masyarakat.
No comments:
Post a Comment