Chandra Afrian
4:35 PM
0
PENGUKURAN SUSPENDED SOLID (SS) DAN
FILTERABLE SOLIDS (FS)
(Rekayasa Pengolahan Limbah)
Oleh
CHANDRA
AFRIAN
1214071022
1214071022
JURUSAN
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Suspended Solids adalah partikuel yang tidak lolos
dari kertas saring GF/C berpori 1.2 mikron, sedangkan filterable solids adalah
solids yang dapat lolos dari kertas saring. Di dalam limbah cair terdapat
suspended solids (SS) yang dapat mengendap dalam kurun waktu tertentu. SS harus sangat diperhatikan terlebih jika
limbah tersebut mencemari kawasan berair tenang. Pada kawasan yang berair
tenang, SS menyumbang sebagian besar sedimentasi pada kawasan tersebut. Selain
SS (suspended solids), FS ( filterable solids) yang merupakan limbah hasil
penyaringan SS yang telah disaring oleh kertas saring juga harus dihitung
kadarnya. FS ini biasanya merupakan koloid yang sangat sukar untuk mengendap
bahkan tidak bias diendapkan. Pada air yang mengalir seperti sungai, FS ini
sangat berbahaya jika bahan yang terkandung merupakan bahan kimia yang sangat
berbahaya.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui
kadar zat padat/suspended solids (SS) dan filterable (FS) dari sampel air
limbah.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Total
suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari padatan
total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau
lebih besar dari ukuran partikel koloid. Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah
liat, logam oksida, sulfida, ganggang, bakteri dan jamur. TSS umumnya
dihilangkan dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi untuk
kekeruhan (turbidity) dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan
visibilitas di perairan. Sehingga nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke
nilai TSS. Kekeruhan adalah kecenderungan ukuran sampel untuk menyebarkan
cahaya. Sementara hamburan diproduksi oleh adanya partikel tersuspensi dalam
sampel. Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik. Pola dan intensitas sebaran
akan berbeda akibat perubahan dengan ukuran dan bentuk partikel serta materi.
Sebuah sampel yang mengandung 1.000 mg/L dari fine talcum powder akan
memberikan pembacaan yang berbeda kekeruhan dari sampel yang mengandung 1.000
mg/L coarsely ground talc . Kedua sampel juga akan memiliki pembacaan yang
berbeda kekeruhan dari sampel mengandung 1.000 mg/L ground pepper. Meskipun tiga sampel tersebut mengandung
nilai TSS yang sama (Hasugian,2013).
Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut
(baik itu zat organik maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS
menggambarkan jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm) atau sama
dengan milligram per liter (mg/L). Umumnya berdasarkan definisi diatas
seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan
yang berdiameter 2 micrometer (2×10-6 meter). Aplikasi yang umum
digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan pada pengairan, pemeliharaan
aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dan lain-lain.
Total padatan terlarut
dapat pula merupakan konsentrasi jumlah ion kation (bermuatan positif) dan
anion (bermuatan negatif) di dalam air. Analisa total padatan terlarut merupakan pengukuran
kualitatif dari jumlah ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau
hubungan ion. Selain itu, pengujian tidak memberikan wawasan dalam masalah
kualitas air yang spesifik. Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut
digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan kualitas umum dari air. Sumber
padatan terlarut total dapat mencakup semua kation dan anion terlarut.
Sumber utama untuk TDS dalam
perairan adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah tangga, dan industri.
Unsur kimia yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium
dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi
dari ribuan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul
dari aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari
pelapukan dan pelarutan batu dan tanah. Batas ambang dari TDS yang
diperbolehkan di sungai adalah 1000mg/L. Peningkatan padatan terlarut dapat
membunuh ikan secara langsung, meningkatkan penyakit dan menurunkan tingkat
pertumbuhan ikan serta perubahan tingkah laku dan penurunan reproduksi ikan. Selain itu,
kuantitas makanan alami ikan akan semakin (Oram,
B.,2010).
Perbedaan
antara padatan tersuspensi total (TSS) dan padatan terlarut total (TDS) adalah berdasarkan prosedur
penyaringan. Padatan selalu diukur sebagai berat kering dan prosedur
pengeringan harus diperhatikan untuk menghindari kesalahan yang disebabkan oleh
kelembaban yang tertahan atau kehilangan bahan akibat penguapan atau oksidasi.
III.
METODOLOGI
3.1
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Kamis 13 November 2014 pukul 15.00 WIB - selesai di Laboratorium Rekayasa Sumber
Daya Air dan Lahan Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.
3.2
Alat
dan Bahan
alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah 2 botol sampel, 4 cawan, 2 kertas
saring Whatman GF/C, filtering funnel + vacuum pump, pipet, oven, timbangan
analitik
Sedangkan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air kolam.
3.3
Prosedur
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1.
Siapkan
sampel air limbah di dalam masing-masing botol sampel
2.
Oven 2
cawan kosong dan 2 cawan berisi kertas saring pada 1050C selama ± 10
menit
3.
Ambil 2
cawan kosong dan 2 cawan + kertas saring dari oven dan dinginkan di dalam
disicator
4.
Setelah
dingin, keluarkan 2 cawan kosong dari disicator dan timbang dengan timbangan
analitik, catac beratnya (W1)m lakukan hal yang sama terhadap 2 cawan + kertas
saring (WK1)
5.
Ambil
kertas saring dari cawan dan tempatkan dapa funnel
6.
Pipet
sampel air limbah mentah, sebanyak 25-50 ml, dari botol sampel ke dalam funnel
yang suadh ada kertas saringnya, lakukan penyaringan dengan pompa vacuum
7.
Ambil
kertas dari funnel dan kembalikan ke cawan semula kemudian masukkan ke dalam
oven
8.
Tuangkan
filtrate air limbah yang sudah disaring ke dalam cawan kosong, masukkan ke
dalam oven
9.
Lakukan
pengovenan dengan suhu ± 850C selama 24 jam
10. Ambila cawan + residu dan cawan + kertas
saring + residu dari oven dan dinginkan di dalam desicator
11. Setelah dingin, cawan + residu ditimbang (W2)
dengan timbangan analitik dan catat beratnya.
Ulangi untuk no. 11 untuk cawan + kertas saring + residu (WK2)
12. Hitung kadar SS dan FS untuk masing-masing
sampel dengan rumus berikut:
SS = (mg/l)
FS = (mg/l)
TS = SS + FS (mg/l)
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut:
No
|
Sampel
|
Limbah
mentah
( C1) (
gram )
|
Limbah
Olahan
( C2 ) (
gram )
|
1
|
Cawan
(W1)
|
51,2348
|
52,2394
|
2
|
Cawan +
kertas saring (WK1)
|
51,4018
|
52,3645
|
3
|
Cawan +
residu (W2)
|
56,0869
|
50,3901
|
4
|
Cawan +
kertas saring + residu (WK2)
|
56,0870
|
50,3905
|
B. Pembahasan
Pada praktikum ini
dilakukan pengukuran suspended solid (SS) dan filterable solid ( FS).
Pertama-tama bahan disiapkan yaitu limbah tahu mentah ( C1 ) dan limbah tahu
olahan (C2) dan juga alat-alat yang akan digunakan . Ambil empat cawan yang
berbeda dan siapkan dua kertas saring yang telah di potong berbentuk lingkaran.
Kemudian masukan kedalam oven dengan suhu 105o C selama 10 menit dan
dinginkan Hitung berat cawan (W1) dan berat cawan + kertas saring (WK1) yang
telah di oven. Setelah itu siapkan vacum beserta sampel limbah olahan yang akan
disaring. Ambil 25 ml masing-masing sampel limbah dan kemudian masukan kedalam
mesin vacum, tunggu hingga air habis terserap kedalam gelas ukur dan setelah
itu kembalikan kertas saring ke dalam cawan semula dan oven kembali
masing-masing sampel pengovenan dilakukan selama 24 jam dengan suhu 85o
C. Selajutnya dinginkan masing-masing sampel dan hitung berat cawan+residu (W2)
dan cawan+kertas saring+residu (WK2). Setelah di timbang hitung berat SS dan FS
pada tiap sampelnya.
Dari tabel di atas
didapatkan hasil pada sampel limbah mentah (C1) total SS pada limbah adalah 4
mg/l dan total FS adalah 6680 mg/l dan pada sampel dua yaitu limbah olahan (C2)
,total SS adalah 16 mg/l dan total FS adalah 5004 mg/l dari data ini maka di
dapatkan total solid pada C1 adalah 6684 mg/l dan pada sampel C2 adalah 5020
mg/l. Dengan demikian berat total TS pada sampel C2 lebih kecil dari berat
total TS pada sampel C1 dan besar FS pada tiap sampel lebih besar dibandingkan
dengan berat SS pada tiap sampelnya.
V. KESIMPULAN
Dari
praktikum yang telah dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan :
1. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai FS
lebih besar dari pada nilai SS pada setiap sampel.
2. Total solid pada tiap sampel yaitu C1 = 6684 mg/l dan C2 =5020 mg/l.
DAFTAR PUSTAKA
Veranixon,Hasugion.2013.PengertianPadatanTersuspensiTotal.http://godblessuss.blogspot.com.Akses
: 18 November 2014.
Oram,B.2010.Total
Dissolved Solids.http://www.water-research.net/totaldissolved solids.htm.Akses : 18 November 2014.